NGAKAK POLITIK
INSIDE POLITIK – Belum habis akal Roy Suryo bikin geger satu negeri. Dengan semangat detektif ala serial TV lawas, ia kembali tampil sebagai “pahlawan gelar akademik” yang mempertanyakan keabsahan ijazah Presiden Joko Widodo. Tapi di balik keributan ini, ada aroma lain yang tak kalah panas: isu pemakzulan Gibran Rakabuming Raka, sang wakil presiden sekaligus anak kandung Jokowi, mulai berjalan pelan-pelan di belakang layar.
Roy Suryo menyatakan bahwa proses penyelidikan ijazah Jokowi oleh Bareskrim Polri dianggapnya penuh kejanggalan. Dalam satu cuplikan video wawancara di televisi nasional, ia bahkan menyebut, “Saya akan laporkan ke Kompolnas dan pengawas internal Mabes Polri, ini tidak transparan!”
Nah, dari sinilah panggung drama dimulai.
Roy Sibuk Bikin Kabut, Gibran Nyaris Tak Terdengar
Sementara Roy sibuk menyorot huruf-huruf di atas ijazah, publik jadi lupa kalau **ada misi besar di Senayan:** dorongan pemakzulan Gibran. Forum Purnawirawan TNI, yang biasanya kalem, tiba-tiba membara. Mereka menuntut agar Gibran dicopot dari jabatan Wapres karena dianggap naik jabatan lewat proses yang *dianggap* melanggar konstitusi (eh, mirip jalur tol tanpa portal?).
Isu ini bahkan sudah menyentuh DPR dan MPR. Tapi entah kenapa, sampai sekarang gaungnya tenggelam, seperti air mineral gratis di seminar—ada, tapi gak diperhatiin.
Apa yang Sedang Terjadi Sebenarnya?
Jujur aja, ini kayak sulap politik. Penonton disuruh fokus ke tangan kanan (ijazah), padahal tangan kiri lagi menyembunyikan sesuatu yang jauh lebih besar (pemakzulan Gibran). Kalau kata netizen:
“Roy bikin thread soal gelar S1, padahal negara lagi main catur di belakang layar.”
Karena mari kita jujur, mana yang lebih strategis: mempertanyakan ijazah presiden yang udah dua periode menjabat, atau mempertanyakan keabsahan posisi Wapres yang baru naik dan bisa jadi ‘wajah baru’ kekuasaan?
Politik Ala Sinetron Panjang
| Tokoh | Aksi | Efek |
| Roy Suryo | Menyoroti ijazah Jokowi | Menguras energi debat publik |
| Forum Purnawirawan TNI | Mendorong pemakzulan Gibran | Mendapat sorotan… sebentar |
| Publik | Terpecah antara “ijazah” dan “konstitusi” | Bingung: ini negara atau reality show? |
Pesan Moral : Gaya Warung Kopi
Roy Suryo memang lihai. Dalam kondisi politik genting, dia muncul membawa magnifying glass sambil bilang, “Eh, gelar ini bener gak sih?” Sementara Gibran, yang posisinya sebagai Wapres masih hangat dari oven politik, nyaris melenggang tanpa pemeriksaan serius dari publik—karena semua mata sudah diseret ke soal ijazah bapaknya.
Drama ini seperti nonton konser band lama, tapi vokalis barunya gak dilihat karena semua sibuk bahas apakah gitar lama itu masih orisinal.
Jadi, kalau nanti kita lihat pemberitaan soal ijazah terus-menerus, jangan lupa intip juga siapa yang pelan-pelan mau dipakzulkan di belakang panggung. Politik itu, bung, kadang bukan soal siapa yang bicara paling keras… tapi siapa yang bisa bikin kita gak sadar lagi ditinggalin fokusnya.(RIF)***