InsidePolitik–Presidium Satgas Anti Kecurangan Pilkada, Sutrisno Pangaribuan mendesak Kemendagri mencopot Agus Fatoni sebagai Pj Gubernur Sumut karena dianggap tak netral.
Indikasi ketidaknetralan Pj Gubernur Sumatera Utara Agus Fatoni terlihat dalam berbagai kesempatan.
Agus Fatoni yang juga Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri berulang kali terlihat dalam safari politik yang dilakukannya.
Salah satu indikasinya adalah ketika momen Safari Dakwah dan Doa Keselamatan dalam rangka menyambut PON XXI Aceh- Sumut 2024 yang digelar di sejumlah kabupaten/kota.
Dugaan politisasi kegiatan keagamaan tersebut terlihat dari keterlibatan Bobby Nasution yang notabene adalah Calon Gubernur Sumut.
Anehnya, Agus Fatoni hanya mengundang Bobby, sedangkan Edy Rahmayadi sama sekali tak diundang olehnya.
Sutrisno menilai kegiatan doa bersama di tingkat kabupaten/ kota, ada baiknya digelar di daerah masing- masing.
Namun karena dugaan motif politik Agus Fatoni lebih dominan, akhirnya Agus mengambil tugas ulama dan Kakanwil Kementerian Agama Sumut, dengan menggelar safari dakwah.
Karena Agus Fatoni diduga membawa ASN dalam kegiatan politik praktis, maka Mendagri diminta segera mencopot Agus Fatoni Sebagai Pj Gubernur Sumut.
Sutrisno beralasan jika Agus Fatoni tetap dipertahankan, maka diduga akan ada mobilisasi dukungan politik dari ASN kepada calon gubernur tertentu. Merusak tatanan demokrasi dan mengorbankan ASN dan rakyat.
“Kami mengutuk Pj. Bupati/ Walikota yang tidak netral. Melakukan tindakan abuse of power dalam mendukung calon kepala daerah tertentu, baik mendukung calon gubernur maupun bupati/ wali kota,” ujar Sutrisno.
“Kami mengutuk semua calon kepala daerah yang merusak, memanfaatkan, mengeksploitasi ASN dalam rangka memenangkan Pilkada,” ujar Sutrisno.
“Kami mengutuk semua ASN yang dipaksa (terpaksa) tidak netral dalam Pilkada. Mereka yang merusak netralitas ASN layak dijadikan musuh negara, yang membawa negara ini menuju kehancuran dari dalam,” tambahnya.
Pilkada sebagai pesta demokrasi rakyat, harus membawa kegembiraan dan berkah, bukan kutukan. Menurutnya pertarungan politik adalah kontestasi demokrasi yang suci jika dan hanya jika semua pihak jujur dan terbuka.
Karena itu, sebut Sutrisno lagi, para calon kepala daerah diminta berusaha membujuk dan merebut hati rakyat dengan ide, gagasan, dan program politik yang masuk akal.
“Hindari politik uang, politik sembako, eksploitasi SARA dan ikatan- ikatan primordial. Kita boleh berbeda pilihan politik, tetapi kita adalah saudara sebangsa,” pungkasnya.