INSIDE POLITIK— Wakil Bupati Tanggamus Agus Suranto secara resmi membuka Rembuk Stunting Kabupaten Tanggamus Tahun 2025, Rabu (8/10/2025). Kegiatan ini digelar di aula utama dan dihadiri jajaran Forkopimda, seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), camat, kepala pekon lokus intervensi stunting, serta unsur TP-PKK dan lembaga mitra pembangunan yang berperan dalam percepatan penurunan stunting.
Dalam sambutannya, Wabup Agus Suranto, yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Tanggamus, menegaskan bahwa upaya menurunkan angka stunting bukanlah tanggung jawab satu pihak saja. Diperlukan kolaborasi lintas sektor, inovasi, serta sinergi semua elemen pemerintahan dan masyarakat.
“Penurunan stunting adalah tanggung jawab bersama. Kita membutuhkan kerja keras, koordinasi yang baik, serta kolaborasi antara pemerintah, perangkat pekon, kader kesehatan, dan masyarakat. Tanpa sinergi, target kita sulit tercapai,” ujar Agus dengan tegas.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting di Kabupaten Tanggamus mengalami dinamika yang signifikan dalam empat tahun terakhir. Pada 2021 tercatat 25,0%, kemudian turun menjadi 20,4% pada 2022, dan kembali menurun menjadi 17,1% pada 2023. Namun, tahun 2024 angka tersebut meningkat kembali menjadi 24,9%. Data ini menjadi alarm bagi seluruh pihak untuk bekerja lebih serius dan terfokus pada intervensi spesifik dan sensitif.
“Tahun 2025, target kita adalah menurunkan angka stunting kembali ke 22,2%. Target ini realistis jika semua pihak menjalankan peran dan tanggung jawabnya dengan disiplin dan fokus,” lanjut Agus.
Wabup Agus juga menginstruksikan agar seluruh anggaran yang tersedia difokuskan untuk intervensi yang tepat sasaran. Khususnya di 22 pekon yang menjadi lokus stunting, dana harus dialokasikan secara optimal untuk program gizi ibu hamil, pemantauan pertumbuhan balita, penyuluhan kesehatan, dan pemberian suplementasi gizi yang terbukti efektif.
“Fokuskan setiap rupiah untuk hal yang benar-benar berdampak. Mari kita berinovasi dan berkonvergensi. Kita ingin Tanggamus bebas stunting, dan setiap langkah yang kita ambil hari ini adalah untuk generasi emas Tanggamus 2045,” imbuhnya.
Selain arahan teknis, Agus Suranto juga menekankan pentingnya pendidikan dan keterlibatan masyarakat. Ia mengajak kader kesehatan, kepala pekon, hingga orang tua untuk aktif memantau pertumbuhan anak-anak, memberikan gizi seimbang, dan memastikan ibu hamil mendapatkan perhatian medis serta nutrisi yang cukup.
Acara Rembuk Stunting ini diakhiri dengan pembacaan pantun oleh Wabup Agus Suranto yang menyentuh semangat masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pencegahan stunting. Pantun tersebut sekaligus menjadi pesan moral bahwa keberhasilan program stunting memerlukan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.
“Ayo cegah stunting dari sekarang. Pastikan anak-anak dan ibu hamil mendapatkan gizi yang cukup. Dengan langkah-langkah kecil namun konsisten, kita bisa mencetak generasi Tanggamus yang unggul, sehat, dan cerdas,” tutup Wabup.
Kegiatan Rembuk Stunting 2025 ini menjadi momentum strategis bagi Kabupaten Tanggamus untuk mengevaluasi capaian sebelumnya, merancang strategi intervensi lebih efektif, serta memperkuat kolaborasi lintas sektor. Diharapkan, melalui sinergi antara pemerintah, pekon, dan masyarakat, angka stunting di Tanggamus bisa menurun signifikan, dan memberikan fondasi kuat bagi generasi muda yang sehat dan berdaya saing.***