INSIDE POLITIK — Sebuah momen sakral berubah menjadi insiden menghebohkan saat seorang pengantin pria secara tak sengaja menyebut nama mantan kekasihnya saat mengucapkan ijab kabul. Kejadian itu pun viral di media sosial dan memicu perdebatan publik.
Peristiwa yang terjadi di Malaysia ini dibagikan oleh seorang warganet melalui akun TikTok, yang memperlihatkan suasana tegang di lokasi pernikahan. Dalam video tersebut, calon pengantin wanita awalnya terlihat tenang namun syok mendengar kekeliruan fatal yang dilontarkan calon suaminya.
Langkah Tegas Sang Pengantin Wanita
Setelah insiden tersebut, mempelai wanita meminta waktu untuk berbicara empat mata dengan calon suaminya di ruang tertutup. Percakapan berlangsung selama hampir satu jam, dan semua pihak menanti dengan harap-harap cemas.
Namun suasana langsung berubah ketika sang mempelai wanita mengambil mikrofon dan menyatakan pembatalan akad nikah secara resmi di hadapan para tamu undangan.
“Kalau dia masih memikirkan masa lalunya, itu berarti sudah terbukti bahwa saya bukan yang pertama di hatinya,” ujarnya dengan suara lantang, seperti dikutip dari Ohbulan.
Keluarga Shock, Tamu Terdiam
Keputusan sepihak ini langsung menimbulkan ketegangan antar keluarga. Sebagian kerabat menganggap penyebutan nama mantan hanyalah kesalahan kecil yang seharusnya bisa dimaafkan. Namun mempelai wanita tetap teguh pada pendiriannya.
“Lebih baik saya undur diri sekarang daripada menyesal nanti,” tegasnya.
Setelah mengumumkan keputusannya, ia pun meninggalkan lokasi bersama para pengiring pengantin, tanpa menoleh ke belakang. Sementara itu, mempelai pria terisak dan memohon maaf, berharap bisa memperbaiki keadaan. Namun keputusan final telah dibuat.
Netizen Terbelah
Video yang kini ditonton ratusan ribu kali itu memicu komentar netizen yang terbelah. Ada yang mendukung keberanian sang mempelai wanita menjaga harga dirinya, namun tak sedikit pula yang menganggap keputusan tersebut terlalu drastis.
Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kesalahan kecil di momen besar bisa berdampak besar, terlebih jika menyangkut perasaan dan kepercayaan yang telah dibangun.(SIF)