InsidePolitik–PDIP mengaku 10 tahun berjuang mempertahankan pemerintahan Jokowi namun dibalas dengan upaya reshufle.
Kekecewaan PDIP itu sebagai akses dari isu reshufle kabinet yang akan dilakukan Jokowi.
Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Yevry Sitorus menyatakan partainya sudah cukup berjuang dan mempertahankan pemerintahan Presiden Joko Widodo selama 10 tahun terakhir.
Menurut Deddy, selama 10 tahun terakhir pemerintahan telah berjalan dengan baik meski tekanan politik dirasakan sangat kuat sejak 2014.
“Kami merasa sudah cukup berupaya dan berjuang dalam memenangkan dan mempertahankan sehingga 10 tahun ini pemerintahan bisa berjalan dengan baik meskipun tekanan politik sejak 2014 sangat kuat,” kata Deddy.
Pernyataan itu disampaikan Deddy sekaligus merespons wacana kocok ulang kabinet atau reshuffle yang menguat baru-baru ini. Dia pun mendengar isu dua menteri dari PDIP masuk daftar reshuffle tersebut.
Menurut Deddy kabar reshuffle telah diketahui pihaknya sejak sepekan lalu. Dia mengatakan PDIP menyerahkan sepenuhnya kepada presiden karena hal itu merupakan hak prerogatifnya.
Dia bilang PDIP sejak awal hanya ingin berkomitmen mengawal pemerintahan Presiden Jokowi hingga akhir.
Sebab mau tidak mau, PDIP merupakan tulang punggung lahirnya pemerintahan sejak 2014 dan 2019.
“Dengan demikian secara etik dan moral kami merasa berkewajiban untuk menyelesaikan amanah yang diberikan oleh rakyat dan Presiden,” katanya.
Menurut Deddy, pihaknya tidak dalam posisi menerima atau menolak hak prerogatif reshuffle Presiden.
Lagi pula, kata dia, saat ini Presiden juga sudah tak pernah mengomunikasikan hal itu dengan partai atau Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Setahu saya soal itu enggak pernah dikomunikasikan lagi. Pak Jokowi kan sudah maunya keputusan sendiri. Dan itu kan memang hak konstitusional dia, terserah saja,” katanya.