InsidePolitik–Mantan Anggota Wantimpres, Sidarto Dhanusubroto menilai omongan Jokowi memang tak bisa dipegang, karena menjadi juru kampanye di pilkada.
Menurut Sidarto, seharusnya di pilkada serentak 2024, Jokowi bertindak negarawan, bukannya menjadi juru kampanye di pilkada.
“Soal Jokowi, kebetulan saya dua periode jadi Wantimpres, saya dekat, mulai dia dari walikota, gubernur, jadi presiden, saya sangat dekat. Tapi enam bulan ini saya kecewa sekali dengan Mulyono. Tulis, enggak apa-apa. Kecewa sekali,” tegas Sidarto.
Dikatakan Sidarto, Jokowi dibesarkan oleh orang tuanya di PDIP, mulai dari pengusaha kayu, menjadi walikota, gubernur dan presiden. Tapi sekarang, Jokowi justru berusaha menghancurkan orang tuanya.
“Baik tidak itu? Sangat tidak baik. Kalau dia pensiun, seharusnya dia seorang sosok negarawan. Bukan memihak justru lawan politik dari PDIP. Dia melawan orang tua yang membesarkan dia. Sangat tidak baik,” tegasnya lagi.
“Saya dekat dengan beliau, dalam six month terakhir, saya kecewa sekali dengan dia dukung Ahmad Luthfi,” imbuhnya.
Tak hanya Sidarto, politikus PDIP, TB Hasanuddin juga menyindir Jokowi yang aktif melakukan kampanye Pilkada serentak 2024, terutama di Jawa Tengah dan Jakarta.
Hasan mengungkit janji Jokowi yang ingin balik ke Solo usai tak lagi menjadi presiden. Menurutnya, janji tersebut tak terbukti karena Jokowi memilih ikut kampanye.
“Ini tidak sesuai dengan janji beliau, yang katanya pensiun akan kembali ke kampung dan tenang di sana, momong cucu. Tidak kemudian aprak-aprakan di jalan,” kata Hasan.