InsidePolitik–Tim penyidik Polda Jawa Timur menyebut pelaku mutilasi di Ngawi sudah merencanakan pembunuhan terhadap korban sejak lama.
Tersangka Rohmad Tri Hartanto, mengungkapkan dalam hasil pemeriksaan yang menemukan tersangka sudah cukup lama merencanakan untuk membunuh korban, Uswatun Khasanah.
“Tersangka sudah jauh hari merencanakan memutilasi korban,” kata Dirreskrimum Polda Jawa Timur, Kombes Farman.
Motif mendasar yang membuat tersangka melakukan aksi keji itu lantaran sakit hati dan cemburu terhadap korban.
Dari pengakuan, pada Minggu, 19 Januari tersangka mengajak korban bertemu di sebuah hotel kawasan Jalan Mayor Bismo, Semampir, Kecamatan Kota, Kota Kediri.
“Itu mengapa kemudian pelaku mengajak ketemu korban di salah satu hotel di Kediri di sana mulai check in malam. Kemudian berdasarkan pengakuan ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh tersangka hingga (korban) meninggal,” jelasnya.
Farman melanjutkan berdasarkan pengakuan tersangka, ada tiga perlakuan korban yang membuatnya sakit hati. Pertama karena pelaku cemburu dengan korban, sebab wanita 29 tahun itu pernah kepergok memasukkan laki-laki lain ke kosnya.
“Pelaku ini sakit hati, cemburu karena korban ketahuan memasukkan laki-laki lain ke dalam kos korban, sementara tersangka ini di kos korban mengaku sebagai suami siri korban,” jelasnya.
Perlakuan kedua, pelaku sakit hati karena korban sering meminta uang kepada tersangka. Bahkan Farman menyebut sebelum pembunuhan itu terjadi, pelaku sudah menyiapkan uang senilai Rp1 juta untuk korban.
Motif ketiga, pelaku sakit hati karena korban pernah menghina anak perempuan tersangka jika sudah besar nanti menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).
“Selain itu, korban juga tidak terima karena pelaku ini memiliki anak yang kedua. Sehingga, dari korban sendiri sempat melontarkan supaya pelaku ini menghilangkan anak keduanya,” jelas Farman.
Saat memutilasi korban, Rohmad mengatakan kepada polisi menggunakan sebilah pisau dapur dengan gagang warna hijau berukuran sekitar 20 sentimeter yang dibeli di sebuah minimarket.
“Untuk alat sementara memang diakui oleh tersangka menggunakan pisau buah. Secara sensitif hasilnya negatif mungkin nanti kabid labfor bisa menjelaskan demikian juga,” ungkapnya.
Sebelum mengeksekusi korban, Rohmad membawa sejumlah barang yang diambil dari rumahnya di Tulungagung dengan diantar temannya berinisial MAM.
“Pertama, menyiapkan koper diambil di rumah, kemudian menyiapkan beberapa barang dibutuhkan antara lain plastik lakban, pisau yang dibeli di salah satu tempat,” ucapnya.
Sedangkan alasan Rohmad memutilasi korban karena tidak cukup dimasukkan ke koper dalam keadaan utuh.
Potongan tubuh korban itu kemudian dibuang tersangka pada 21 hingga 22 Januari di Ngawi untuk bagian dada, Ponorogo bagian kaki, dan bagian kepala dibuang di Trenggalek.