INSIDE POLITIK– Semangat gotong royong, warisan luhur bangsa Indonesia, kembali menyalakan energi positif di Bumi Lampung. Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menunjukkan kepemimpinan yang cepat tanggap dengan turun langsung ke lokasi untuk menanggapi kondisi darurat Jembatan Gantung Tampang Muda di Kecamatan Pematang Sawa, Tanggamus. Jembatan yang sempat viral di media sosial karena kondisinya yang rusak dan membahayakan keselamatan warga ini kini tengah diperbaiki melalui kolaborasi lintas elemen masyarakat, pemerintah, dan organisasi kemanusiaan.
Jembatan Gantung Tampang Muda menjadi satu-satunya akses utama warga setempat, termasuk anak-anak sekolah, menuju fasilitas pendidikan dan pusat kegiatan ekonomi. Kondisi jembatan yang rusak parah membuat aktivitas warga terhambat, sehingga perbaikan mendesak dilakukan. Gubernur Mirza, yang akrab disapa Mirza, segera menginisiasi aksi gotong royong massal dengan menggandeng Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Lampung, Pemerintah Kabupaten Tanggamus, masyarakat desa, pelajar, mahasiswa, hingga komunitas pencinta alam.
“Akses pendidikan dan keselamatan anak-anak kita adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jembatan ini bukan hanya soal penyambung dua tempat, tetapi juga penyambung masa depan mereka. Saya mengapresiasi semangat semua relawan dan elemen masyarakat yang cepat merespon panggilan ini. Ini bukti nyata kekuatan kolaborasi kita. Saya minta perbaikan dilaksanakan dengan cepat dan hasil terbaik,” tegas Gubernur Mirza saat memberikan arahan di lokasi.
Perbaikan jembatan ini menggunakan metode yang kolaboratif dan inklusif. Pemprov Lampung dan Pemkab Tanggamus bertindak sebagai fasilitator, sementara tenaga teknis utama berasal dari tim VRI yang berpengalaman dalam pembangunan dan perbaikan jembatan gantung. Vertical Rescue Indonesia, yang dikenal melalui program nasional “1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia”, langsung menurunkan tim teknis ke lokasi, melakukan survei awal, dan membangun sinergi di lapangan. Target penyelesaian ditetapkan paling lambat akhir September 2025 agar para pelajar dapat kembali beraktivitas dengan aman.
“Ini adalah tugas kemanusiaan. Kami dari VRI Lampung siap memimpin usaha teknis di lapangan dengan standar keselamatan tertinggi,” ujar Muhammad Kariskun, Koordinator VRI Regional Lampung. “Dukungan semua pihak, dari pemerintah hingga warga yang menyumbang tenaga dan logistik, sangat menguatkan kami,” lanjutnya.
Selain aspek teknis, aksi gotong royong ini juga menjadi simbol solidaritas masyarakat Lampung. Pelajar dan mahasiswa terlibat aktif, membantu logistik, dan mendukung koordinasi lapangan, sementara warga lokal menyediakan tenaga dan bahan-bahan untuk mempercepat perbaikan.
Perbaikan Jembatan Gantung Tampang Muda bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan simbol kepedulian dan kepemimpinan yang berpihak pada rakyat. Dengan semangat gotong royong yang terus digelorakan, Jembatan Tampang Muda akan kembali berdiri kokoh sebagai penghubung dua wilayah sekaligus menjadi penyambung harapan dan masa depan generasi penerus bangsa.***