INSIDE POLITIK— Provinsi Lampung ditetapkan sebagai salah satu dari lima wilayah utama di Indonesia yang menjadi target swasembada pangan nasional. Menyikapi hal itu, Pemerintah Provinsi Lampung menggelar pertemuan koordinasi bersama Brigade Pangan dari empat kabupaten prioritas.
Pertemuan ini dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Marindo Kurniawan, yang menerima langsung jajaran Kepala Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung Adi Destriadi Sutisna selaku penanggung jawab Brigade Pangan Provinsi, bersama perwakilan dari Kabupaten Mesuji, Lampung Timur, Lampung Tengah, dan Tulang Bawang.
Fokus pembahasan tertuju pada sinergi daerah untuk mempercepat masa tanam serta meningkatkan produktivitas pangan strategis, khususnya beras dan jagung. Brigade Pangan disebut bukan hanya sebagai pendamping teknis, tetapi kini menjadi ujung tombak regenerasi petani muda, optimalisasi alat mesin pertanian (alsintan), hingga perluasan tanam di lahan-lahan non-produktif.
Kepala Bapeltan menyebut bahwa pada tahun 2024, sebanyak 28 ribu hektare lahan akan dioptimalkan dengan melibatkan petani milenial.
“Brigade Pangan adalah kekuatan baru pertanian Lampung. Dengan sinergi antardaerah dan dukungan penuh Pemprov, kita optimistis Lampung akan menjadi lumbung pangan nasional,” ujarnya.
Saat ini, ada 140 Brigade Pangan tersebar di empat kabupaten prioritas, masing-masing terdiri dari 15 petani milenial yang telah dibekali bantuan alsintan untuk mendukung aktivitas pertanian.
Sekdaprov Marindo menyambut baik inisiatif tersebut dan menyatakan bahwa Pemprov Lampung akan terus mendukung upaya peningkatan kapasitas SDM pertanian, baik melalui pelatihan, penguatan kelembagaan, maupun fasilitas produksi.
“Inti dari pertemuan ini adalah silaturahmi dan sinergi. Kami harap Balai Pelatihan Pertanian terus menjadi garda terdepan dalam peningkatan kompetensi penyuluh dan regenerasi petani muda,” kata Marindo.
Dalam kesempatan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung juga menyampaikan perlunya dukungan anggaran untuk memperluas program hortikultura, terutama di lahan rawa sebagai bagian dari target optimalisasi lahan atau Oplah.
Diketahui, Provinsi Lampung menargetkan perluasan lahan tanam lebih dari 1 juta hektare dengan peningkatan indeks tanam hingga tiga kali dalam setahun. Strategi ini akan ditopang oleh sistem irigasi yang memadai, distribusi pupuk yang merata, dan pengembangan varietas unggul untuk menghadapi dinamika iklim dan tekanan ekonomi global.***