InsidePolitik–Cagub Sumut Nomor Urut 2 Edy Rahmayadi menyinggung soal adanya indikasi cawe-cawe politik yang dilakukan pejabat negara.
Edy mengatakan cawe-cawe adalah perusak demokrasi di Indonesia. Cawe-cawe disebut berkonotasi negatif dalam kontestasi Pilkada.
“Cawe-cawe itu adalah perusak demokrasi. Tidak ada di dalam preferensi demokrasi ada cawe-cawe. Cawe-cawe memang susah diartikan karena itu bahasa Jawa artinya adalah menjadi konotasi negatif di dalam demokrasi ini,” kata Edy.
Bobby Ngeles
Sementara Calon Gubernur Sumut Nomor Urut 1 Bobby Nasution menegaskan pihaknya tidak pernah memerintahkan aparatur negara untuk cawe-cawe.
Menurutnya, jika mengandalkan cawe-cawe dirinya dan tim tidak akan turun ke 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara untuk menyerap aspirasi masyarakat secara langsung.
“Yang pasti saya sampaikan, saya dan juga tim pemenangan kami tidak ada menggunakan hal-hal seperti itu, kami tidak ada memerintahkan hal-hal seperti itu, di tim pemenangan juga tidak ada sama sekali,” tegas Bobby.
Padahal, semua mahfum bahwa Bobby adalah menantu Jokowi, sehingga banyak pejabat yang cenderung menggalang dukungan untuk memenangkan menantu Jokowi ini.
Indikasi itu bahkan dilakukan secara terstruktur mulai dari kepala desa hingga pejabat negara.