InsidePolitik–Kepala Bank Indonesia wilayah Sulawesi Selatan Rizki Ernadi mengungkap jika uang palsu yang diproduksi oleh sindikat UIN Makassar sangat sulit dibedakan secara kasat mata dengan uang yang asli
“Kalau kita perhatikan ciri-ciri uang yang sudah diedarkan ini kalau secara kasat mata itu susah untuk dikenali,” kata Rizki.
Dalam kasus ini polisi sudah menetapkan 17 tersangka bahkan salah satu di antaranya adalah pegawai Bank BUMN dan Kepala Perpustakaan UIN Alaudin Makassar.
Kepala perpustakaan UIN Andi Ibrahim menjadi otak dibalik keberadaan pabrik uang palsu di kampus ini.
Dalam pengungkapan sindikat uang palsu, polisi menyita 98 barang bukti termasuk surat berharga negara (SBN) dan surat deposit Bank Indonesia.
Saat ini Polda Sulsel masih mengejar tiga DPO. Pengungkapan pabrik uang palsu membuat masyarakat khususnya pedagang di pasar tradisional.
Warga pasar menjadi sasaran yang rentan terhadap peredaran uang palsu karena mereka tidak mempunyai alat khusus untuk melakukan pengecekan uang asli.
Sindikat pembuatan dan peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar telah direncanakan sejak tahun 2010. Uang palsu yang beredar sangat sulit dibedakan secara kasat mata dengan uang asli.
Sindikat pembuatan dan peredaran uang palsu di Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar telah direncanakan sejak belasan tahun yang lalu.
Kapolda Sulawesi Selatan Irjen Pol Yudhiawan menyebut sindikat ini sudah beroperasi sejak tahun 2010, namun sempat terhenti lantaran pelaku sibuk mempersiapkan perencanaan hingga matang.
“Kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi, jadi kalau dilihat dari sekarang rencanaan pembuatan ini dari 2022. Kalau 2010 ini masih pengenalan. Kemudian Oktober 2022 sudah mulai membeli alat cetak dan pemesanan kertas kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi,” kata Irjen Pol Yudhiawan.