NGAKAK POLITIK
INSIDE POLITIK – Dunia politik dan teknologi baru saja mendapatkan tontonan gratis yang lebih seru daripada sinetron stripping: Elon Musk vs Donald Trump — duel dua ego super jumbo yang bikin netizen nggak bisa nunduk meski kuota tinggal 3%. Dan seakan belum cukup dramatis, Rusia entah kenapa muncul dari balik panggung, menawari Elon Musk suaka politik! Lah, ini beneran politik atau lagi syuting season baru Black Mirror?
Babak 1: Elon Musk vs Donald Trump — Twitter Jadi Ring Tinju
Semua berawal dari twitwar—tempat di mana para orang kaya dan powerful bertingkah seperti admin akun meme. Trump, yang dulu sempat di-ban dari Twitter (sekarang X), jelas punya unresolved issues sama Elon, si pemilik platform itu. Setelah di-*unban* oleh Elon, bukannya adem, Trump malah makin rajin nyindir.
“Elon itu cuma bocah manja yang dapet subsidi dari pemerintah dan sekarang pura-pura anti-elit,” kata Trump dalam gaya khasnya yang penuh capslock dan tanda seru!
Elon, tentu saja, nggak tinggal diam. Ia membalas dengan twit penuh sindiran intelektual, membandingkan Trump dengan “NPC level rendah” dan menyarankan Trump untuk “upgrade firmware otak”.
Warganet? Tentu saja bersorak. Ini kayak nonton debat Capres, tapi tanpa moderator, tanpa aturan, dan semuanya bisa dihujat balik real time.
Babak 2: Rusia Datang Bawa Selimut dan Teh Hangat
Di tengah bakuhantam kata-kata itu, muncul Rusia—negara yang dulunya sempat ditantang duel satu lawan satu oleh Elon Musk karena invasi ke Ukraina (yang tentu saja tidak pernah kejadian, karena ini bukan film Marvel).
Kini, tanpa angin, tanpa Vladimir Putin cosplay, Rusia tiba-tiba menawarkan suaka politik kepada Elon Musk.
Pernyataan dari juru bicara Kremlin terdengar seperti cuplikan parodi:
> “Jika Elon Musk merasa ditekan atau diintimidasi oleh pihak manapun di negaranya, kami siap memberikan perlindungan. Kami bisa siapkan roket pribadi, sauna, dan akses langsung ke pangkalan luar angkasa Baikonur.”
Netizen pun bingung. Lah, ini yang dulu ditantang duel, sekarang malah ngasih suaka? Jangan-jangan Putin diam-diam nge-fans sama SpaceX?
Teori Konspirasi: Musk Main Catur 4 Dimensi?
Sejumlah pengamat politik ngehalu mulai berspekulasi. Ada yang bilang ini strategi Musk buat nunjukin kalau dia “bebas dari semua tekanan politik AS”, kayak seleb yang bilang “I’m not like other billionaires”. Ada juga yang curiga ini cuma PR stunt buat nge-push harga Dogecoin.
Namun yang lebih realistis (atau lebih halu?) adalah teori bahwa Musk sebenarnya sedang main catur 4 dimensi—menggunakan perseteruan dengan Trump untuk divert perhatian dari masalah-masalah lain, seperti krisis mobil Tesla yang setirnya suka kabur sendiri, atau proyek Neuralink yang masih lebih sering nyetrum tikus daripada baca pikiran manusia.
Babak 3: Amerika Makin Bingung, Netizen Makin Ngakak
Gedung Putih tentu tidak tinggal diam. Seorang pejabat senior, yang minta namanya disamarkan (karena takut diserang oleh AI-nya Elon), mengatakan, “Kami tidak bisa komentar soal suaka, tapi kami harap semua warga negara tetap cinta tanah air, meski tanah airnya sekarang bisa dibeli di Metaverse.”
Sementara itu, Trump tetap menyerang Musk lewat kampanyenya, menyebutnya sebagai “komunis berkedok roket” dan “boneka Mars”.
Ini Politik atau Sitkom?
Di saat politik global makin absurd, satu hal yang pasti: dunia butuh humor. Dan perseteruan Musk vs Trump yang dibumbui Rusia ini adalah buktinya. Di era AI, metaverse, dan politik clickbait, batas antara kenyataan dan parodi semakin kabur.
Apakah Musk benar-benar akan pindah ke Rusia dan buka Tesla cabang Moskow? Atau ini semua cuma setingan untuk peluncuran X AI versi geopolitik?
Entahlah. Tapi satu yang jelas: di panggung politik dunia hari ini, lucu itu serius, dan serius itu kadang terlalu lucu.(RIF)