INSIDE POLITIK- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanggamus bersama Tim TPID Kabupaten Tanggamus melaksanakan Survei Konversi Gabah Beras 2025 (SKGB2025) yang digelar di Penggilingan Padi Sumber Tani, Pekon Sukabanjar, Kecamatan Gunung Alif pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Kepala BPS Kabupaten Tanggamus, Niken Haryani, menjelaskan bahwa survei ini bertujuan mengupdate data konversi gabah menjadi beras dengan mengamati dua proses utama, yaitu penggilingan dan pengeringan. “Penghitungan panen 1 kwintal gabah diharapkan menghasilkan 64 persen beras. Kami juga melihat kualitas gabah, kadar air, serta teknologi penggilingan yang digunakan. Alhamdulillah, Penggilingan Padi Sumber Tani ini memiliki kualitas yang sangat baik,” ujar Niken.
Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Hendra Wijaya Mega, menyampaikan harapannya agar Kabupaten Tanggamus dapat menarik investasi pabrik pengolahan gabah dan beras. “Kami ingin produksi beras Tanggamus semakin dikenal luas di pasar nasional dengan bertambahnya fasilitas penggilingan dan pengeringan modern,” katanya.
Tim survei SKGB2025 turut dihadiri oleh para pejabat terkait, seperti Ardelia Raras (Statistisi Ahli Pertama BPS), Retno Noviana (Kadis Koperindag), Evi Silvia (Plt Kabag Perekonomian), Dian Hidayat (Pejabat KPTPH), dan Camat Gunung Alif, Firdaus.
Ketua PERPADI Tanggamus, Zulfikri, menyambut baik kehadiran Pemkab dan BPS dalam survei ini. Ia menyebut produksi padi di Tanggamus mencapai 1.800 ton setiap tiga bulan. “Pemerintah diharapkan lebih selektif dalam memberikan bantuan kepada petani dan penggilingan, terutama dalam bentuk alat mesin pertanian (alsintan) dan pinjaman modal,” katanya.
Menurut Zulfikri, penggilingan padi di Tanggamus terbagi menjadi dua klaster, yaitu jasa sebanyak hampir 300 unit dan komersial sekitar 20 unit. Dari 8 penggilingan komersial yang sudah menjalani uji lab, beras yang dihasilkan dikenal sebagai Beras Talang Padang. Pemasarannya sudah merambah ke Palembang, Bengkulu, dan Tangerang.***