InsidePolitik–Peta koalisi KIM Plus di Banten, Jabar dan Jatim seolah runtuh dan jalan masing-masing.
Pasca putusan MK Nomor 60 Tahun 2024 membuka peluang bagi partai politik atau gabungan partai politik dapat mengusung calon tanpa kursi di DPRD.
Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang bertranformasi menjadi KIM Plus dengan dukungan baru dari PKB, PKS dan NasDem, mulai pecah khususnya di Banten, Jabar dan Jatim.
KIM yang semula kompak mendukung pasangan Andra Soni-Ahmad Dimyati Kusumah, kini harus berpisah setelah Golkar memutuskan untuk berkoalisi dengan PDIP mendukung Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.
Kejadian serupa juga terjadi di Jawa Barat. KIM atau KIM Plus pecah kongsi usai tak solid mendukung pasangan Dedy Mulyadi-Erwan Setiawan, dengan PKS, NasDem dan PPP memutuskan untuk membentuk koalisi mendukung pasangan Ahmad Syaikhu dan Ilham Habibie.
Begitu juga dengan PKB yang memutuskan untuk mendukung Acep Adang Ruhiyat dan Gitalis Dwi Natarina atau dikenal Gita KDI.
Di Jatim, KIM Plus juga pecah, hal ini terlihat dari PKB mengusung Luluk-Lukman.
Sementara itu, Syaikhu mengatakan KIM Plus sebenarnya hanya menjalin kesepakatan untuk mengusung calon yang sama pada tempat-tempat prioritas, seperti DKI Jakarta. Di wilayah lain, seperti Banten dan Jawa Barat, kata dia tak ada keharusan bagi PKS untuk mengusung calon yang sama dengan KIM.
Meski demikian, hal ini tak akan mengubah banyak hal berkaitan dengan tujuan KIM menghasilkan kepala daerah yang mendukung Prabowo-Gibran.
Siapa pun yang menang pada Pilkada Banten atau Jawa Barat; sejauh diusung KIM Plus atau PKS, merupakan perpanjangan tangan dari presiden dan wapres terpilih.
“Siapa pun yang maju, KIM-KIM juga yang akan menang,” kata Syaikhu.
Pernyataan ini kemudian dikuatkan oleh Wasekjen Golkar Ahmad Doli Kurnia. Menurutnya, bila terjadi dalam satu daerah paslon yang bertanding semuanya berasal dari parpol KIM Plus, itu adalah skenario yang sangat baik.
“Karena kita kan sudah satu visi untuk 5 tahun ke depan yang akan datang ya. Itu akan lebih indah. Kalo all KIM final, siapa pun yang menangkan sudah selaras dengan visi dan misi, program dari pemerintah pusat,” kata Doli 26 Agustus.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin membaca hal serupa . Di Banten misalnya, Ujang menduga dukungan Partai Golkar untuk Airin bukan hanya sekadar bentuk kasih sayang kepada kader.
Akan tetapi, bila tidak diusung bisa mengancam kekompakan partai koalisi pendukung Prabowo-Gibran. Lagian mau Airin ataupun Andra Soni, keduanya merupakan bagian dari KIM.