INSIDE POLITIK- Untuk menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Lampung di tengah gempuran modernisasi, Lampung Literature bersama Badan Bahasa Kemendikdasmen RI mengadakan program “Menulisi Lampung: Sayembara dan Workshop Penulisan Novela Berbasis Sejarah dan Budaya Lampung” yang berlangsung dari Agustus hingga akhir Oktober 2025.
Iskandar, penanggung jawab kegiatan, mengatakan program ini lahir dari keprihatinan terhadap semakin terpinggirkannya bahasa dan budaya Lampung. Menurutnya, bahasa Lampung adalah wadah kebudayaan yang menyimpan nilai, etika, dan memori kolektif. Jika bahasa hilang, warisan budaya pun ikut lenyap. Melalui medium sastra, pihaknya berharap dapat memberi respons nyata terhadap situasi tersebut.
Program Menulisi Lampung terdiri dari tiga rangkaian utama. Pertama, Sayembara Penulisan Novela dengan format panggilan terbuka yang digelar 10–23 Agustus 2025 untuk menjaring 8 calon penulis terpilih. Kedua, workshop atau residensi penulisan novela pada 2–8 September 2025 yang akan menjadi ajang pendalaman keterampilan menulis. Ketiga, proses pendampingan selama lebih dari satu bulan hingga karya matang.
Puncak acara akan dihelat pada 28 Oktober 2025 di Bandar Lampung melalui Perjamuan Prosa. Acara ini akan menampilkan diskusi karya, peluncuran 8 novela terpilih, dan pertunjukan musikalisasi puisi oleh musisi lokal.
Ari Pahala Hutabarat, pengarah sekaligus perancang program, berharap novela-novela tersebut dapat menjadi jembatan antara sejarah-budaya Lampung dan masyarakat masa kini, khususnya generasi muda. Menurutnya, karya-karya ini bisa menjadi pintu masuk untuk mengenal sekaligus memaknai ulang sejarah dan budaya lokal secara relevan dan menarik, sehingga dapat menumbuhkan rasa empati terhadap kekayaan budaya daerah.***