InsidePolitik–Politisi senior Golkar yang juga Ketua Dewan Pembina Bappilu Partai Golkar, Idrus Marham menyebut Bahlil ideal jadi Ketum Golkar.
Idrus mengungkapkan bahwa Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia bahkan menjadi kandidat terkuat untuk menggantikan Airlangga.
“Ya maju dan saya kira semua dukung. Saya kira semua dari bawah dukung (Bahlil),” kata Idrus Marham.
Idrus menilai Bahlil layak menjadi ketua umum karena berangkat dari akar rumput.
Dia membandingkan dengan sejumlah tokoh Golkar lainnya yang mengisi posisi inti pengurus pusat namun tak berangkat dari keorganisasian tingkat bawah.
“Itu tidak ada masalah, Bahlil memenuhi syarat, prestasinya jelas dan dia kader murni. Bahlil itu kader sepatu miring yang artinya melalui proses perjuangan,” kata dia.
Dia mengeklaim bahwa pengurus di level DPD 1 dan DPD 2 Partai Golkar di seluruh Indonesia secara kumulatif telah mendukung Bahlil untuk menjadi ketua umum Golkar.
Idrus menerangkan hanya tinggal waktu saja suara tersebut diberikan kepada Bahlil.
“Semua dukung, seluruh DPD di Indonesia. Dan ini komunikasinya, sejak dulu ya kan sekretaris TKS (Tim Kajian Strategis Prabowo-Gibran) yang diketuai Bahlil,” kata dia.
Saat dikonfirmasi mengenai momen akrab Airlangga dan Bahlil di IKN hari ini, Idrus menerangkan bahwa hal itu adalah komunikasi biasa, karena dia meyakini pasca lengser dari ketua, Airlangga masih akan mendapat jabatan lain di luar DPP Golkar.
“Airlangga juga nanti mesti dimasukkan ke dalam pengurus dimanalah dia. Penasihat atau pembina, kan begitu,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar HR Agung Laksono menyebut nama Bahlil sebagai kandidat Ketum Golkar dianggap kecil peluangnya.
Karena AD/ART Partai Golkar mensyaratkan kandidat ketum memiliki syarat minimal pernah jadi pengurus.
Menurut Agung Laksono bahwa siapapun yang akan mencalonkan sebagai Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar definitif harus dari kalangan pengurus.
Pernyataan Agung Laksono ini juga merespons isu bahwa politikus Golkar sekaligus Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, hingga Gibran dan Jokowi disebut bakal mengincar jabatan ketum definitif.
“Ya, pernah jadi pengurus yang siap secara riil, secara sah, pernah jadi pengurus pusat, maupun daerah, itu bisa diterima menjadi ketua umum. Walaupun tidak otomatis, tapi itu persyaratan,” kata Agung saat dihubungi, hari ini.