INSIDE POLITIK – Jagat media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan seorang pria tengah asyik menyawer atau menebar uang di sebuah tempat hiburan malam di Cirebon. Belakangan diketahui, pria dalam video tersebut adalah Casmari, Kuwu (Kepala Desa) Karangsari, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon. Aksi ini sontak menuai sorotan luas dan pertanyaan dari warganet terkait etika seorang pejabat publik.
Menanggapi kehebohan ini, Casmari akhirnya buka suara pada Kamis (12/6/2025). Ia mengakui bahwa pria di video itu memang dirinya, dan aksi “tebar uang” tersebut terjadi secara spontan. “Secara tak sadar, dan kalau di diskotik kan suasananya seperti itu, ramai, bising, puyeng. Jadi ya seperti itu kejadiannya,” ujar Casmari santai.
Bantah Pakai Dana Desa, Klaim Kekayaan Pribadi
Casmari menegaskan bahwa uang yang ia sawerkan murni berasal dari kantong pribadinya, bukan dari dana desa. “Itu uang pribadi saya, bukan dana desa. Saya punya usaha, rumah saya banyak, mobil tiga, dan masyarakat juga tahu usaha saya. Jadi jangan disalahartikan,” tegasnya.
Ia mengungkapkan memiliki bisnis besar di bidang pertanahan yang mampu mencukupi seluruh kebutuhan hidupnya, termasuk untuk hiburan pribadi. Bahkan, Casmari mengaku sudah sering melakukan saweran di tempat hiburan jauh sebelum menjabat sebagai kepala desa. “Sebelum jadi kuwu saya juga sering sawer, bahkan pernah habis Rp15 juta. Yang kemarin itu paling cuma Rp1 sampai 3 juta,” tambahnya.
Gaji Kepala Desa untuk Masyarakat: Bentuk Keikhlasan Casmari?
Di tengah sorotan atas aksinya, Casmari juga mengungkapkan sisi lain dirinya. Sejak menjabat sebagai kuwu pada tahun 2024, ia mengklaim belum pernah mengambil gajinya sebagai kepala desa. Menurutnya, seluruh gaji tersebut disumbangkan untuk kepentingan masyarakat.
“Di tahun pertama saya jabat, gaji saya berikan untuk fakir miskin dan anak yatim di Desa Karangsari. Di tahun kedua, gaji itu saya alokasikan untuk program Rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) dan perbaikan jalan-jalan yang belum tersentuh dana desa,” jelasnya.
Ia menyatakan bahwa langkah tidak mengambil gaji adalah bentuk keikhlasannya dalam melayani masyarakat. “Saya tidak pernah merasa rugi. Gaji saya serahkan untuk masyarakat karena saya ikhlas. Saya senang membantu,” pungkasnya.
Terkait keberadaannya di tempat hiburan malam, Casmari menyebut hal itu sebagai sesuatu yang manusiawi. Namun, ia juga menegaskan bahwa tidak semua kepala desa melakukan hal serupa. “Yang penting saya tidak merugikan masyarakat. Tapi ya tidak semua kuwu di Cirebon suka ke tempat hiburan malam kok,” tutupnya.(SIF)