INSIDE POLITIK– Serikat Pekerja PT San Xiong Steel Indonesia mendesak aparat kepolisian dan penegak hukum untuk segera mempercepat pemeriksaan terkait konflik manajemen yang berdampak pada hak-hak karyawan. Hingga kini, belum ada kejelasan mengenai status manajemen yang sah, sementara ratusan pekerja masih menunggu kepastian kelancaran pembayaran gaji dan jaminan sosial mereka.
Ketidakpastian Manajemen dan Dampaknya terhadap Karyawan
Dalam pertemuan yang difasilitasi Sekretaris Daerah (Sekda) di Balai Keratun, pihak Finny Fong mengaku telah mengambil alih perusahaan dari pihak yang mengklaim sebagai manajemen asli melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Sementara itu, pihak yang menyebut sebagai manajemen asli menyatakan tidak pernah menggelar RUPS tersebut.
Serikat pekerja menilai pembuktian seharusnya sederhana dengan menghadirkan saksi yang mengetahui apakah RUPS itu benar-benar terjadi. Namun, mereka menegaskan bahwa yang terpenting adalah keberlanjutan pekerjaan dan pembayaran hak karyawan, bukan detail konflik internal manajemen.
Serikat Pekerja Minta Penyidik Bertindak Tegas
Ketua Federasi Pergerakan Serikat Buruh Indonesia (FPSBI), Yohanes Joko Purwanto, menegaskan bahwa Indonesia adalah negara hukum, sehingga penyidik harus segera memanggil saksi dan meminta bukti dari para pihak. Ia mengingatkan bahwa lambannya proses hukum hanya memperpanjang penderitaan para pekerja yang masih dalam ketidakpastian.
“Kami mendesak aparat hukum segera bertindak. Jangan biarkan masalah ini berlarut-larut karena yang dirugikan adalah karyawan yang mengandalkan perusahaan ini untuk hidupnya,” kata Joko.
Pernyataan tersebut disampaikan karena pihak Finny Fong berdalih tidak dapat membayar gaji akibat rekening perusahaan diblokir, sementara pihak Aguan menyatakan tidak mampu membayar karena pabrik dikuasai oleh Finny Fong.
Joko juga menyesalkan adanya petisi dari pihak Finny Fong yang meminta karyawan mendukung pembukaan blokir rekening perusahaan. Ia menegaskan bahwa karyawan tidak boleh dilibatkan dalam konflik internal pemegang saham.
“Kami belum tahu siapa benar dan siapa salah. Biarkan karyawan tetap netral. Bukti dan keputusan itu urusan hukum, jangan libatkan karyawan,” tegas Joko.
Tuntutan Serikat Pekerja
Serikat Pekerja PT San Xiong Steel Indonesia meminta:
- Penyidik segera menghadirkan saksi dan meminta bukti dari pihak terkait untuk mempercepat penyelesaian kasus.
- Pemerintah daerah dan instansi terkait turun tangan memastikan hak-hak pekerja terpenuhi.
- Manajemen perusahaan memberikan kejelasan status operasional agar pekerja tidak terus dirugikan.
- Pembayaran hak karyawan yang tertunda, termasuk gaji, tunjangan, dan jaminan sosial segera direalisasikan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Ketidakjelasan manajemen PT San Xiong Steel berdampak luas bagi pekerja, keluarga mereka, dan perekonomian lokal. Serikat pekerja mengingatkan, jika masalah tidak segera diselesaikan, potensi gejolak sosial bisa meningkat, termasuk risiko pemutusan hubungan kerja sepihak.
Serikat pekerja akan terus mengawal kasus ini dan siap menempuh jalur hukum jika tidak ada langkah konkret dari pihak berwenang.***