Refleksi 52 Tahun HNSI
Oleh Kusaeri Suwandi, Ketua DPD HNSI Lampung
INSIDE POLITIK- Sejak lahir pada 21 Mei 1973, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) telah menjadi wadah utama yang menyatukan para nelayan dari seluruh penjuru negeri. Organisasi ini bukan hanya simbol persatuan, tetapi juga motor penggerak dalam memperjuangkan hak, kesejahteraan, dan keberlangsungan hidup nelayan Indonesia.
Dari Politik Orde Baru ke Organisasi Profesional
Di era Orde Baru, HNSI berperan sebagai alat politik pemerintah yang berupaya mendepolitisasi kelompok nelayan yang dulu terfragmentasi. Sayangnya, peran ini membuat suara asli nelayan sering terabaikan, terutama soal hak hukum adat dan perlindungan eksklusif terhadap wilayah tangkap mereka.
Namun, era Reformasi membawa angin segar. HNSI bertransformasi menjadi organisasi profesi yang independen dan fokus pada kesejahteraan nelayan. Semangat baru ini terlihat nyata sejak Munas IV tahun 2000, di mana HNSI aktif mendorong perubahan kebijakan, mulai dari amandemen undang-undang perikanan hingga pemberantasan kapal ikan ilegal.
Tantangan Masa Kini: Stagnasi dan Dualisme Kepemimpinan
Sayangnya, perjalanan HNSI tidak selalu mulus. Setelah 2007, organisasi ini sempat mengalami stagnasi, bahkan terjebak konflik internal dualisme kepemimpinan yang merugikan nelayan. Alih-alih memperjuangkan hak dan kesejahteraan, energi organisasi terserap untuk perebutan kekuasaan. Akibatnya, banyak masalah krusial yang belum terselesaikan, seperti:
- Subsidi BBM tidak tepat sasaran: Kuota besar namun penyaluran minim, membuat nelayan kesulitan akses bahan bakar.
- Data nelayan belum terintegrasi: Pemerintah tidak memiliki data akurat terkait jumlah nelayan dan alat tangkap mereka.
- Aturan tumpang tindih: Zonasi penangkapan sering berbenturan dengan kawasan konservasi dan kepentingan swasta.
- Minimnya jaminan sosial: Banyak nelayan dan keluarganya belum terlindungi asuransi atau program sosial.
- Ancaman illegal fishing asing: Eksploitasi berlebihan yang menggerogoti sumber daya ikan nasional hingga 75%.
Upaya revitalisasi HNSI dalam Munas Bogor 2023 menjadi titik harapan, walau dualisme masih jadi hambatan besar. Nelayan butuh satu suara yang kuat dan kerja nyata, bukan perebutan posisi.
Visi dan Misi HNSI untuk Masa Depan
Menatap masa depan, HNSI harus kembali ke akar perjuangannya. Visi yang relevan untuk mendukung pemerintahan sekarang adalah:
“Mewujudkan nelayan Indonesia yang sejahtera, berdaulat, dan berkontribusi optimal dalam pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.”
Misi yang harus dijalankan antara lain:
- Meningkatkan kesejahteraan nelayan lewat pemberdayaan ekonomi dan sosial, termasuk akses permodalan, pelatihan, dan jaminan sosial.
- Mengoptimalkan sumber daya kelautan secara lestari dengan dukungan kebijakan penangkapan ikan terukur dan perlindungan ekosistem laut.
- Menjadi mitra strategis pemerintah dalam perumusan dan pengawasan kebijakan kelautan yang berpihak pada nelayan.
Penutup: Nelayan sebagai Garda Ketahanan Pangan
HNSI berusia 52 tahun bukan hanya sebuah angka, tapi refleksi perjalanan panjang penuh liku. Nelayan bukan hanya pelaku ekonomi maritim, melainkan garda terdepan dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Dengan sinergi yang kuat, semangat baru, dan kepemimpinan yang solid, HNSI bisa mengembalikan kejayaannya sebagai suara tulus nelayan Indonesia.
Selamat Hari Ulang Tahun HNSI ke-52! Semoga nelayan Indonesia terus menjadi ujung tombak ketahanan pangan dan pilar kemajuan bangsa.***