InsidePolitik–Proses pendaftaran calon anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung untuk zona 1 diketahui masih minim peminat meski telah dibuka sejak 30 Agustus 2024.
Zona 1 yang meliputi kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan, Tanggamus, Pesisir Barat, dan Pringsewu.
Namun, hingga 5 September 2024, jumlah pendaftar yang masuk masih tergolong minim.
Sekretaris Tim Seleksi, Ahmad Syarifudin, menyatakan walaupun pendaftaran telah berjalan beberapa hari, minat masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai anggota KPU masih rendah.
“Sampai saat ini, jumlah pendaftar masih belum sesuai harapan. Kami tentu berharap akan lebih banyak lagi masyarakat yang mendaftarkan diri, mengingat pentingnya peran KPU dalam proses demokrasi di daerah,” ujarnya.
Sementara Arief Mulyadin salah satu anggota timsel Zona 1 menjelaskan KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga jalannya pemilihan umum yang jujur, adil, dan transparan.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dengan berbagai latar belakang turut serta menjadi calon anggota KPU, sehingga proses pemilu bisa berjalan lebih inklusif dan representatif.
“Kami memberi dan membuka kesempatan seluas-luasnya bagi mereka yang memiliki kapasitas, integritas, dan komitmen untuk terlibat dalam pemilu berintegritas,” katanya.
Hingga 5 September, jumlah pendaftar dari setiap kabupaten masih cukup terbatas. Di Kabupaten Lampung Barat, tercatat baru ada 3 pendaftar, terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan. Di Kabupaten Lampung Selatan, jumlah pendaftar mencapai 17 orang, dengan hanya 2 pendaftar perempuan.
Sementara itu, di Pesisir Barat ada 10 orang yang mendaftar dan seluruhnya laki-laki.
Di Kabupaten Pringsewu, hanya ada 5 pendaftar, yang semuanya juga laki-laki, dan di Kabupaten Tanggamus tercatat ada 13 pendaftar, semuanya laki-laki.
Arief Mulyadin juga menegaskan pentingnya partisipasi dari semua kelompok masyarakat, termasuk perempuan, untuk mencalonkan diri sebagai anggota KPU.
“Dari waktu ke waktu kita selalu menghadapi tantangan keterwakilan 30 persen perempuan. Untuk itu, kami mengundang aktivis, masyarakat, dan seluruh perempuan dari berbagai elemen untuk mendaftarkan diri,” jelasnya.