InsidePolitik–KPU RI menyebut sebanyak 13 ribu pemilih di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Dampak tersebut menjadi perhatian serius menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak yang dijadwalkan pada 27 November 2024.
Ketua KPU RI, Mochammad Afifuddin, dalam rilisnya,Kamis, (14/11/2024) menyebutkan bahwa ada sekitar 37 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang terdampak oleh aktivitas vulkanik tersebut. Dari jumlah tersebut, 29 TPS dipastikan terdampak, dengan estimasi 13 ribu pemilih yang terpengaruh.
“Pemilih yang terdampak ini harus segera kami identifikasi untuk memastikan hak pilih mereka tetap terjamin,” ujar Afifuddin.
Afif menambahkan, KPU terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memperbarui data pemilih yang terdampak, terutama pemilih yang dipindahkan akibat relokasi atau yang memilih untuk pindah secara mandiri.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa data kependudukan yang hilang akibat bencana dapat segera diperbarui, sehingga mereka tetap dapat menggunakan hak pilihnya pada hari pemungutan suara.
Afif juga menyatakan bahwa KPU akan menyiapkan skenario pelaksanaan Pilkada di Kabupaten Flores Timur, dengan mempertimbangkan data terbaru yang diberikan oleh pemerintah setempat. Dirinya berharap pendataan pemilih tersebut bisa diselesaikan paling lambat 20 November mendatang.
“Kami masih memantau dan menunggu laporan perkembangan situasi di daerah, khususnya pendataan pemilih, yang kami harapkan selesai paling lambat 20 November,” ucapnya.
Sementara itu, aktivitas vulkanik Gunung Lewotobi kembali meningkat pada malam hari, sejak Selasa (12/11/2024), menyebabkan kepanikan warga dan memicu evakuasi besar-besaran. Ratusan warga dari tiga desa di Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, juga terpaksa mengungsi pada Selasa malam. Tiga desa yang terdampak adalah Desa Hikong, Kringa, dan Timutawa, yang kini berada di posko pengungsian.