INSIDE POLITIK – Buruknya kondisi infrastruktur di Kabupaten Pringsewu disebabkan oleh lemahnya pengawasan dan pemeliharaan yang tidak maksimal. Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Pringsewu, Anton Subagyo, menyampaikan hal ini melalui pesan singkat pada Rabu (15/1/2024).
Menurut Anton, kerusakan infrastruktur, seperti jalan berlubang, terjadi karena pengabaian terhadap masalah kecil yang berkembang menjadi besar. “Awalnya lubang di jalan itu kecil, namun dibiarkan sampai akhirnya menjadi kubangan. Kondisi ini hampir terjadi di semua ruas jalan di Pringsewu, yang menunjukkan buruknya infrastruktur di daerah ini,” ungkapnya.
Selain itu, masalah saluran air atau drainase yang semakin menyempit dan mampet juga menjadi penyebab air meluap ke jalan. Ia berharap pemerintahan baru bisa segera menyelesaikan masalah-masalah infrastruktur tersebut, seperti penyelesaian jalan jalur dua mulai Tugu Gajah hingga pusat perkantoran bupati.
Anton juga menekankan pentingnya inovasi dalam pemerintahan. Ia mengusulkan agar pemerintah berani mencari terobosan untuk memenuhi kebutuhan anggaran yang terbatas. “Pemerintah harus sering-sering berkunjung ke kementerian terkait, bahkan bila perlu meminjam dana untuk membangun jalan,” saran Anton.
Meskipun Pringsewu memiliki anggaran lebih dari Rp1 triliun, belanja modal untuk infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan drainase hanya sekitar Rp70 miliar per tahun. “Tahun 2025, anggarannya hanya Rp78 miliar,” tambahnya.
Anton mengingatkan bahwa jika kepala daerah hanya mengandalkan APBD dengan anggaran terbatas tersebut, akan sulit untuk menyelesaikan masalah infrastruktur di Pringsewu. Mengenai wajah ibu kota kabupaten, Anton mengatakan perlu adanya fokus yang jelas dalam pembangunan kawasan kota Pringsewu dan kompleks perkantoran bupati.
Ia juga menyarankan untuk membangun pelebaran jalan dengan sistem gotong royong, terutama di ruas jalan mulai Pekon Sidoharjo hingga pusat kota. “Jika pelebaran jalan terus meminta ganti rugi, apa gunanya ada garis sepadan jalan kabupaten, provinsi, dan nasional di Pringsewu?” ujarnya.
Anton berharap, kedepannya, kepala daerah bisa fokus pada pembangunan kawasan yang menjadi penyebab banjir. Menurutnya, kunci keberhasilan pembangunan adalah perencanaan yang matang dan maksimal agar pembangunan yang dilakukan dapat berjalan dengan aman dan efektif.***