INSIDE POLITIK— Di tengah geliat ekonomi daerah yang digerakkan oleh aktivitas dua perusahaan besar, PT Natarang Mining dan Tanggamus Electric Power (TEP), Jalan Provinsi Ruas Sanggi–Suoh justru tampak luput dari perhatian Pemerintah Provinsi Lampung. Hingga kini, ruas jalan strategis ini masih rusak parah dan belum pernah tersentuh pembangunan signifikan — bahkan sejak zaman kolonial Belanda.
Padahal, jalan ini merupakan nadi vital yang menghubungkan Kabupaten Tanggamus dengan Lampung Barat dan menjadi jalur utama lalu lintas truk-truk tambang serta pengangkut logistik perusahaan.
“Setiap hari dilewati truk besar, tapi jalannya tetap berlubang, becek saat hujan, dan penuh debu saat kemarau. Tidak pernah diaspal sejak zaman Belanda,” keluh Herwinsyah, tokoh pemuda setempat, Minggu (6/7/2025).
PT. Natarang Mining diketahui telah mengekstraksi ratusan ton emas dari wilayah ini, sementara PT. TEP menyuplai energi listrik skala besar dari pembangkit tenaga air yang mereka kelola. Namun, keberadaan mereka belum membawa dampak nyata dalam pembangunan akses jalan utama menuju lokasi operasi mereka.
Herwin menambahkan, jalan rusak ini bukan hanya menghambat distribusi logistik, tetapi juga mengisolasi masyarakat di sekitar dari akses pelayanan dasar, pendidikan, hingga pasar ekonomi.
“Kalau pemerintah provinsi masih menutup mata, kami mempertanyakan keadilan pembangunan. Jangan hanya mengangkut hasil alam kami, tapi akses rakyatnya dibiarkan rusak,” tegasnya.
Seruan agar Gubernur Lampung dan jajaran turun langsung meninjau lokasi pun kembali digaungkan. Warga berharap, kondisi ini tak lagi jadi cerita lama yang terus terulang di daerah penghasil sumber daya alam, tapi minim sentuhan pembangunan.
Kini, masyarakat mendesak agar Pemerintah Provinsi Lampung segera merealisasikan pembangunan atau perbaikan jalan di ruas Sanggi–Suoh sebagai bentuk keadilan pembangunan, mendorong pemerataan ekonomi, dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap komitmen pemerintah daerah.***