InsidePolitik–Elektabilitas tiga paslon di Pilgub NTT saling mengejar.
Diketahui, berdasarkan survei Lembaga Penelitian Masyarakat Milenium (LPMM), elektabilitas Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma tertinggi dengan 38,1 persen melalui pertanyaan terbuka.
“Hasil survei menemukan pasangan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma mengungguli Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto, dan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu,” kata Direktur Eksekutif LPMM Alamsyah Wijaya.
Elektabilitas Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto menempel dengan 30,4 persen, dan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu sebesar 21,3 persen. Sebanyak 10,2 persen responden tidak menjawab.
Saat mengunakan pertanyaan tertutup dengan dibantu surat suara, pasanan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dipilih sebanyak 40,4 persen responden. Kemudian, pasangan Yohanes Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto sebesar 32,2 persen, pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu 23,8 persen, dan tidak menjawab 3,6 persen.
Survei ini dilakukan kepada responden yang sudah menonton debat cagub-cawagub Pilgub NTT 2024. Dari riset pihaknya menemukan Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma dinilai responden memberi bukti janji kampanye yang bisa diwujudkan, seperti memberikan program untuk nelayan, rumah layak huni, petani, peternak, komunikasi digital, pendidikan, kesehatan, UMKM, koperasi, dan lainnya.
Selain itu, Melki Laka Lena-Jhoni Asadoma mendorong optimalisasi hasil bumi rakyat NTT, baik kualitas maupun kuantitas produk di berbagai bidang, perkuat dan libatkan jejaring diaspora NTT se-tanah air dan sedunia untuk membantu pembangunan di NTT.
“Juga sebagai bagian dari koalisi Prabowo-Gibran terus mendorong dan perkuat dukungan pemerintah pusat, DPR dan DPD RI juga swasta dan CSO nasional bantu bangun NTT,” ujar Alamsyah.
Sementara itu, pasangan Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu dinilai responden banyak janji kampanye yang disampaikan dan semua bermuara pada pentingnya air sebagai hal utama untuk semua pembangunan.
Polanya dengan mengandalkan pompa hidran. Hal ini dinilai terlalu menyederhanakan masalah, sehingga program lainnya tidak begitu jelas ke publik.
Responden juga menilai Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu sangat realistis membangun NTT butuh dukungan pusat dan tidak bisa hanya mengandalkan kemampuan Pemprov NTT. Namun, posisinya yang bukan bagian dari koalisi nasional seperti membuatnya sulit memberikan rencana yang konkret untuk mendapatkan dukungan pusat.
“Simon Petrus Kamlasi-Andreas Garu juga diketahui responsen terus menjalin kekuatan dengan berbagai kekuatan di Jakarta, baik pemerintah pusat dan pihak lainnya tapi belum keliatan hasil nyata yang bisa diberikan untuk masyarakat NTT,” ujar Alamsyah.
Survei digelar dengan melibatkan 1.580 responden pada 2 hingga 12 November 2024. Para responden merupakan pemegang KTP NTT dan terdaftar di Daftar Pemilih Tetap Pilkada NTT 2024.
Survei dilakukan dengan metode wawancara secara face to face secara langsung dan mengunakan Whatsapp Call. Adapun margin of error surve kurang lebih 2,46 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara itu, pengamat politik Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Dr Royke R Siahainenia menilai faktor sebagai mantan anggota DPR dari NTT membuat Melki Laka Lena mudah dikenal di daerah Timur Indonesia, bukan hanya NTT.
“Sehingga, Melki kuat sekali di daerah Indonesia Timur. Memang dia sadar betul, makanya dia merekrut wakil gubernur yang bisa menggarap Flores itu yang mantan Kapolda ini memang yang jadi menarik adalah posisi Melki, memang di NTT khususnya posisi dia sangat kuat, karena dia pernah kerja-kerja saat reses DPR itu yang paling menentukan,” ucap Royke.