InsidePolitik–Debat kandidat Pilwakot Makassar berlangsung ricuh saat sesi pemaparan visi dan misi calon wali kota dan wakil wali kota (cawalkot-cawawalkot) Makassar.
Saat itu, pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Andi Seto-Rezki Mulfiati baru selesai memaparkan visi dan misinya.
Namun, teriakan yel-yel pendukungnya yang menggunakan pengeras suara memicu ketegangan dengan pendukung paslon lain.
Melihat situasi yang semakin memanas dan guna meredam ketegangan, petugas keamanan debat KPU Makassar pun bertindak mengamankan pengeras suara tersebut.
Saat mengamankan benda tersebut, petugas sempat bersitegang dengan pendukung paslon Andi Seto-Rezki Mulfiati.
Meski sempat menghentikan jalannya debat sementara waktu, tetapi acara dilanjutkan dengan pemaparan visi dan misi paslon lainnya.
KPU Kota Makassar mengeklaim secara umum pelaksanaan debat berjalan dengan lancar meski salah satu pendukung paslon membawa alat pengeras suara yang dilarang masuk ke dalam ruangan debat.
“Adapun riuh-riuh tadi mungkin lebih kepada jalur koordinasi dan komunikasi yang harus kita evaluasi dalam pelaksanaannya dengan tim pasangan calon, termasuk yang soal dinamika-dinamika yang tadi terjadi,” ujar komisioner KPU Makassar Abdi Goncing.
Untuk mengantisipasi kejadian tersebut tak berulang, KPU Kota Makassar akan mengoordinasikan dengan pihak keamanan serta dengan tim paslon terkait komitmen yang sudah dibangun.
“Jadi untuk tindak lanjut atau sanksi lebih ke Bawaslu saja sebenarnya. Kalau misalkan tadi ada potensi pelanggaran bisa kita lihat bagaimana hasil pengawasan yang diberikan Bawaslu dalam pelaksanaan debat tadi,” tuturnya.