INSIDE POLITIK – Ratusan buruh memenuhi halaman DPRD Provinsi Lampung pada Kamis (12/6/2025), menyuarakan tuntutan mereka terkait permasalahan di PT San Xiong Steel. Aksi yang berlangsung damai ini didukung pengawalan ketat namun humanis dari aparat kepolisian, menjadi contoh bagaimana penyampaian aspirasi publik dapat berjalan tertib.
Para buruh menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai gaji, tunjangan, dan jaminan sosial periode April dan Mei 2025 yang belum dibayarkan oleh pihak perusahaan. Mereka juga mendesak pihak terkait untuk mempercepat penyelesaian konflik kepengurusan (manajemen) yang diduga menjadi akar permasalahan ini.
Pendekatan Humanis Polisi Jaga Keamanan Aksi
Aksi yang dimulai sejak pukul 09.00 WIB ini mendapat pengawalan sigap dari 229 personel gabungan Polresta Bandar Lampung dan Polda Lampung. Alih-alih represif, petugas mengedepankan pendekatan persuasif dan penuh empati.
Kasi Humas Polresta Bandar Lampung, AKP Agustina Nilawati, menegaskan komitmen pihaknya. “Kami mengedepankan pendekatan humanis. Teman-teman buruh adalah bagian dari masyarakat yang harus kita lindungi dalam menyampaikan pendapat di muka umum,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa seluruh personel telah diinstruksikan untuk menghindari tindakan represif dan mengutamakan dialog jika ada potensi ketegangan. Sepanjang aksi, para peserta membawa spanduk dan menggunakan pengeras suara, namun semua berjalan tertib tanpa insiden yang tidak diinginkan. Aspirasi mereka diterima langsung oleh perwakilan DPRD Provinsi Lampung.
Usai menyampaikan tuntutan, massa buruh membubarkan diri secara tertib sekitar pukul 13.00 WIB. Pihak kepolisian mengapresiasi kedewasaan para buruh dalam menyampaikan aspirasi mereka. Aksi ini menjadi bukti konkret bahwa penyampaian pendapat di ruang publik dapat berlangsung damai, asalkan ada komunikasi yang baik dan saling pengertian dari semua pihak yang terlibat.(SIF)