INSIDE POLITIK – Drama panas antara Elon Musk dan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbuntut panjang. Tak hanya memantik ketegangan politik di AS, perseteruan ini juga mengundang respon tak terduga dari Rusia, yang kini secara terang-terangan menawarkan suaka politik kepada pendiri Tesla dan SpaceX itu.
Perseteruan yang mencuat dalam beberapa pekan terakhir ini memanas setelah Stephen Bannon, sekutu Trump, secara terbuka menyerukan agar Musk dideportasi sebagai imigran ilegal dan seluruh aset perusahaannya, termasuk SpaceX, disita oleh negara.
Situasi tersebut segera memicu komentar satir hingga tawaran serius dari pejabat tinggi Rusia, yang menyambut Musk layaknya pahlawan yang terzalimi.
“Elon, jangan sedih! Kamu dihormati di Rusia. Jika kamu mengalami masalah besar di AS, **datanglah ke sini dan jadi bagian dari kami — pejuang ‘Bars-Sarmat’,” ujar Dmitry Rogozin, mantan Kepala Roscosmos, dalam unggahannya di platform X (sebelumnya Twitter), Senin (9/6).
Rogozin, yang kini menjabat sebagai pejabat militer di wilayah pendudukan Rusia di Ukraina, menambahkan bahwa Musk akan menemukan “kawan-kawan setia dan kebebasan berkreasi” di Rusia.
Suara Parlemen Rusia Turut Menggema
Tak hanya Rogozin, Dmitry Novikov, Wakil Ketua Komite Urusan Internasional Duma Negara (Parlemen Rusia), juga menegaskan kesiapan negaranya untuk memberikan perlindungan kepada Musk jika diperlukan.
“Kami siap menawarkan suaka kepada Elon Musk jika dia benar-benar menghadapi ancaman serius dari pemerintahan AS,” ujar Novikov kepada kantor berita TASS.
Sementara itu, tokoh senior Rusia lainnya, Dmitry Medvedev, yang pernah menjadi Presiden Rusia (2008–2012), dengan gaya santai menyarankan diri sebagai mediator perdamaian antara “D” dan “E” (Trump dan Elon).
“Kami siap fasilitasi perdamaian antara D dan E. Pembayaran bisa lewat saham Starlink. Jangan bertengkar, guys!” tulis Medvedev dalam postingannya yang bernada humoris di X.
Diperbincangkan Netizen Rusia
Jagat media sosial Rusia pun ikut merespons, menciptakan gelombang meme dan komentar tajam. Banyak netizen membandingkan Musk dengan Edward Snowden, buronan AS yang kini tinggal di Rusia, atau bahkan Yevgeniy Prigozhin, eks bos tentara bayaran Wagner yang tewas secara misterius.
Ada juga yang menyebut bahwa jika Musk menerima tawaran Rusia, nasibnya bisa berakhir seperti Boris Berezovsky, oligarki Rusia yang ditemukan tewas tergantung di Inggris pada 2013.
Panggung Politik Internasional?
Meskipun tawaran Rusia ini bisa dianggap sebagai permainan geopolitik dan diplomasi satir, situasi ini mencerminkan bagaimana perselisihan domestik AS dapat beresonansi secara global, hingga menjadi alat tawar dalam konflik yang lebih besar.
Dengan ketegangan antara Musk dan Trump yang belum mereda, apakah tawaran Rusia akan menjadi lebih dari sekadar lelucon diplomatik? Ataukah Musk justru akan menjadikannya kartu as untuk menekan pemerintah AS?
Hingga berita ini diturunkan, Elon Musk belum memberikan tanggapan resmi. Namun satu hal pasti — drama ini belum mencapai akhir.(sif)