INSIDE POLITIK — Kabupaten Pesawaran menjadi tuan rumah perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-75 Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Lampung, Sabtu (17/5). Bertempat di Gedung Serba Guna Pemkab Pesawaran, perayaan ini tidak hanya diramaikan oleh ratusan kader Fatayat se-Lampung, tapi juga menjadi ajang pelantikan Pimpinan Cabang Fatayat NU Pesawaran periode 2025–2030.
Dihadiri Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, Ketua TP PKK Lampung Batin Wulan Mirza, Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, hingga tokoh NU dan Forkopimda, acara ini mengusung tema “Organisasi Digdaya: Perempuan Berkarya dan Berdaya Saing.”
Fatayat NU, Pilar Perubahan untuk Perempuan
Ketua PW Fatayat NU Lampung, Wirdayati, menegaskan bahwa usia 75 tahun merupakan tonggak penting dalam meneguhkan peran perempuan dalam perubahan sosial. “Fatayat bukan hanya simbol. Ia adalah gerakan. Kami bergerak nyata memperjuangkan hak perempuan di bidang pendidikan, hukum, kesehatan, dan sosial budaya,” ucapnya.
Program Nyata: Dari Bordir Hingga Literasi Politik
Rangkaian acara ini juga menghadirkan peluncuran kelas menjahit dan bordir di Desa Kresno Maju, Kecamatan Negeri Katon, sebagai bentuk pelatihan keterampilan bagi perempuan. Selain itu, digelar istighosah, pendidikan politik perempuan, bazar UMKM, dan layanan kesehatan gratis hasil kolaborasi dengan Dinas Kesehatan.
Seluruh kegiatan ini menjadi refleksi konkret dari semangat Fatayat untuk membekali perempuan agar mandiri secara ekonomi dan tangguh secara sosial.
Pemda dan Fatayat: Sinergi untuk Lampung yang Lebih Baik
Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona menyampaikan apresiasi atas kontribusi Fatayat yang terus bersinergi dengan pemerintah. “Fatayat telah hadir sebagai motor penggerak ekonomi kreatif berbasis keluarga dan komunitas. Harapannya, mereka kian peka terhadap persoalan perempuan dan mampu menjadi teladan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menambahkan, Fatayat adalah kekuatan sosial yang mampu menjawab tantangan zaman. “Kami butuh perempuan-perempuan tangguh untuk mendorong peningkatan IPM di Lampung. Pemerintah siap berkolaborasi untuk menjadikan Fatayat sebagai bagian dari gerakan menuju Indonesia Emas 2045,” tegasnya.
Perayaan Harlah ke-75 ini menjadi penanda bahwa Fatayat NU tidak hanya menoleh ke belakang mengenang sejarah, tetapi melangkah ke depan dengan misi yang semakin relevan: membentuk perempuan Indonesia yang digdaya, berkarya, dan berdaya saing.***