InsidePolitik–Jokowi secara khusus mengundang Gus Yahya ke Istana Kepresidenan untuk membahas konflik antara PBNU dengan PKB, Rabu (14/8) petang.
Namun, Yahya mengatakan konteks pertemuan itu sebenarnya membahas kerjasama pemerintah dengan PBNU.
Namun di sela-sela itu, kata dia, Jokowi sempat bertanya mengenai masalah PBNU dengan PKB.
“Ya tadi disinggung sedikit beliau bertanya lah ya, ini ada apa, dan kami jelaskan. Kami jelaskan semuanya dan beliau bisa memahami, menerima dengan baik,” kata Yahya.
Yahya berkata Jokowi menaruh perhatian terhadap konflik PKB dan PBNU. Namun, Jokowi hanya bertanya di dalam pertemuan malam ini.
Menurut Yahya, Jokowi tak memberi solusi atau arahan apa pun dalam pertemuan itu. Yahya juga menegaskan permasalahan ini akan ditangani PBNU sendiri.
“Ya itu kan nanti urusan kami sendiri solusinya,” ujarnya.
Sebelumnya, Yahya Staquf datang ke istana untuk menghadap Jokowi. Dia didampingi Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar dan Wakil Rais Aam PBNU Anwar Iskandar.
Kedatangan tiga kiai NU itu ke istana di tengah-tengah konflik PKB dengan PBNU. Dua pihak itu adu mulut dan saling melaporkan di ranah hukum.
Yahya mengaku punya wewenang membenahi PKB. Dia mengatakan mendapatkan “mandat Tebuireng” untuk melakukan hal itu.
“Kemarin Kiai berkumpul [di Tebuireng]. Mendalami masalah-masalah terkait hubungan PBNU dan PKB,” ucap Yahya di rumah Rais Aam pesantren Miftachussunnah Surabaya.
Tapi, Ketum PKB, Cak Imin menolak penuhi panggilan PBNU untuk menindaklanjuti Mandat Tebuireng soal upaya pembenahan PKB.
“Sebenarnya, silaturahmi tak masalah, ngopi bareng juga bagus, asalkan dengan niat dan akhlak baik. Tapi sejak awal tidak sopan dan tidak mencerminkan watak kiai, ya kita harus tolak,” ujar Cak Imin dalam cuitan Twitter @CakiminNOW.