InsidePolitik—Jokowi lebih memilih menghadiri pernikahan anak Khofifah di Jatim ketimbang menutup PON Aceh-Sumatera Utara 2024 di Stadion Utama Sumut, Sport Center Deli Serdang, Jumat (20/9/2024) malam.
Ia pun menunjuk Menko bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy untuk menggantikan dirinya.
“Yang (ke penutupan PON) Pak Menko PMK, ya,” kata Jokowi usai blusukan ke Pasar Dukuh Kupang, Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Jumat (20/9/2024).
Adapun alasan dirinya absen dikarenakan akan menghadiri acara pernikahan Yusuf Mannagalli, putra ketiga bakal calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. “Oh yang hadir, kan ada di sini, nanti ke Bu Khofifah,” ucap Jokowi.
Banyak spekulasi yang menyebut jika batalnya Jokowi menutup perhelatan olahraga akbar di Indonesia itu karena malu akibat banyaknya keluhan dari peserta PON.
Selain akomodasi dan makanan, banyak juga yang mengeluhkan buruknya kualitas infrastruktur penunjang PON, bahkan beberapa sarana ada yang terkesan asal jadi.
Transportasi pun seadanya. Atlet Voli cuma disediakan angkot dari hotel tempat menginap, lalu harus berjalan 300 meter di jalan berlumpur menuju lokasi pertandingan.
Belum lagi peristiwa ambrolnya atap gedung venue cabor menembak. Ditambah persoalan konsumsi, sejumlah atlet mengeluh makanan telat datang. Menunya pun tak memenuhi kebutuhan gizi atlet. Kejadian memalukan lainnya, terkait sportivitas.
Selain itu, ada pula indikasi rekayasa sejumlah pertandingan, contohnya laga sepak bola Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) melawan Aceh. Wasit berat ke pihak tuan rumah, berikan 3 kartu merah kepada tim Sulteng, tapi diam ketika tim Aceh melakukan pelanggaran.
Seperti diketahui, anggaran PON mencapao Rp3,94 triliun dengan rincian, Sumut mengelola Rp2,09 anggaran dan Aceh Rp1,8 triliun. Tetapi dana jumbo itu malah menghasilkan kekacauan. Makin buruk karena kurang baiknya koordinasi Kemenpora. Menteri Dito Ariotedjo juga harus ikut bertanggung jawab.