InsidePolitik–Mendagri Tito Karnavian menyebut separuh lebih BUMD berdarah-darah. Dan, salah satu penyebabnya adalah ‘orang dalam’.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengungkap dari 1.057 badan usaha milik daerah (BUMD), hampir separuhnya sekarat. Padahal BUMD dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah.
“Ini jumlah BUMD kita lah 1.057 BUMD. Hampir separuhnya bleeding (berdarah-darah), hampir separuhnya,” kata Tito.
Tito lantas menyinggung fenomena ‘orang dalam’ alias nepotisme di perekrutan pegawai-pejabat BUMD.
Menurutnya, penempatan orang yang tak mumpuni menjadi salah satu penyebab BUMD tak produktif.
“Kenapa? Naruh orang. Naruh orang, keluarga, saudara, teman di situ yang nggak kapable,” ungkap Tito.
Pengelolaan yang tidak profesional seperti itulah yang akhirnya menyebabkan BUMD bukannya menghasilkan keuntungan, tapi malah merugi.
“Saya sudah sampaikan, kira-kira sudah nggak mampu lagi diselamatkan lebih baik stop. Kenapa? Karena kalau diteruskan sudah rugi, harus membiayai operasionalisasinya dari APBD tambah dalam lagi. Kecuali yang masih bisa diselamatkan,” sebut Tito.
Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Bina Keuangan Daerah Kemendagri, Agus Fatoni menyebut ke depan pihaknya akan melakukan pengetatan dalam pemilihan direksi BUMD
“Tadi Pak Menteri ada arahan, ke depan ini akan juga mendapat persetujuan dari pusat, sehingga kita bisa memfilter. Saat ini, tidak ada mekanisme cek dari pusat, sehingga kepala daerah bisa menetapkan sendiri. Ini nanti kita untuk mengawal. Ini terus kita perbaiki untuk penataan BUMD,” jelasnya.