NGAKAK POLITIK
INSIDE POLITIK — PPP alias Partai Persatuan Penuh Pusing lagi-lagi bikin geger. Bukan geger karena gebrakan politik… tapi geger rebutan kursi Ketua Umum! Gaya rebutannya? Udah mirip lomba makan kerupuk pas 17-an, bedanya ini lebih banyak strategi daripada ludah.
Kursi Ketum: Barang Langka Lebih dari iPhone Baru
Kursi Ketum PPP ini emang sakti. Siapa yang duduk, katanya bisa bawa partai masuk surga—eh, maksudnya masuk DPR. Tapi sayangnya, semua pengen duduk, gak ada yang mau berdiri ngasih solusi. Yang ada malah:
> “Saya siap maju… asal direstui.”
> Lah, ini mau nyalon Ketum atau mau nikah siri?
Petahana Mardiono: Ngotot Lanjut, Tapi Listriknya Kayak Padam Nyala
Muhamad Mardiono masih pengen lanjut. Katanya, misi belum selesai. Tapi dari ekspresi para kader:
> “Pak, itu misi apa? Nyari charger hilang?”
> Udah dua kali Pemilu gak lolos parliamentary threshold, tapi semangatnya kayak baru daftar MLM. Salut.
Sandiaga Uno: Dari Menteri ke Manager Ka’bah Corp
Sandi muncul sebagai bintang muda PPP (yang usia mudanya udah lewat sedikit). Ia siap membawa partai ke tempat lebih tinggi. Tinggi ke mana? Mungkin ke feed Instagram dulu deh, biar keliatan kerja.
Katanya mau reformasi partai. Tapi warga nanya:
> “Reformasi yang mana? Yang beneran, atau yang dikasih filter dulu?”
Nama-nama Lain: Dari Petani, Jenderal, hingga Bapak Bangsa
Amran Sulaiman: Menteri Pertanian yang juga petani jujur (katanya). Diisukan direstui *Pak Lurah* (baca: Jokowi).
Jenderal (Purn) Dudung: Masuk bursa tapi langsung bilang, “Saya belum minat.” Ya udah, kenapa ikut bursa, Jendral? Salah room Zoom ya?
Gus Ipul: Bilang banyak yang lebih mampu. Wah, humble banget, tapi katanya lagi nunggu “panggilan jiwa.” Ini Ketum PPP atau naik haji?
Arwani Thomafi dan Taj Yasin juga disebut-sebut. Tapi mereka kayak WiFi publik—kadang muncul, kadang ngilang, sinyalnya bingung.
Plot Twist: Jokowi Masuk Bursa?!
Iya, kamu nggak salah baca. Bapak Presiden dua periode, Joko Widodo, masuk bursa Ketum PPP!
Katanya, “Daripada ditarik PSI terus-terusan, mendingan ka’bah aja deh, adem.”
Publik pun cuma bisa bengong:
> “Lah, PPP ini partai politik apa tempat penitipan mantan pejabat?”
Dari Kursi ke Kursi, Tapi Rakyat Tetap Berdiri
Rebutan Ketum PPP ini makin seru dari sinetron kejar tayang. Tapi jangan sampai kursi itu bikin lupa arah. Karena, yang direbut bukan cuma posisi, tapi nasib jutaan suara yang dulu pernah percaya… meski sekarang udah move on ke partai sebelah.
Pesan Terakhir:
“Kalau niat jadi Ketum cuma buat gaya, mending buka distro aja deh. Bisa nyetak kaos ‘Aku Mantan Ketum PPP’ – Limited Edition!”(RIF)***