InsidePolitik–Sosok Islah Bahrawi yang dikenal sebagai aktivis Nahdlatul Ulama (NU) menyindir Miftah alias Taim.
“Bagi saya, kalau melihat fenomena tentang ceramah seperti yang dilakukan Gus Miftah ini, kalau bagi saya pribadi pada akhirnya kita kembalikan ke persoalan keilmuan. Kalau merasa tidak berilmu, nggak usah ceramah agama. Kasihan umatnya” kata Islah Bahrawi.
“Kalau tidak bisa melakukan pendekatan-pendekatan literalis terhadap masyarakat, ya jangan. Apalagi tajwidnya salah-salah, apalagi penterjemahan (Al Qur’an) dari bahasa Arabnya juga salah,” tambahnya.
Islah Bahrawi juga mengungkap pentingnya ada standarisasi bagi seorang penceramah. Adapun standarisasi yang paling utama menurutnya adalah keilmuan, bukan sekedar lucu.
“Hari ini, penceramah yang sangat populer adalah stand up comedian dengan religion flavour. Lucu selucu-lucunya maka dia akan nge-top. Dan ketika sudah nge-top tarifnya mahal. Akhirnya apa? Para penikmat ceramah agama itu setelah acara bubar, yang terbekas adalah kelucuan-kelucuan dan kejenakaannya, bukan soal ilmunya,” terang Islah Bahrawi.
Islah Bahrawi merupakan sosok aktivis Nahdlatul Ulama (NU).
Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI).
Selain itu, Islah Bahrawi juga menjadi tenaga ahli Mabes Polri.
Dalam siaran langsung, Islah mengakui bahwa kakek dan ayahnya adalah seorang kiai atau tokoh agama di Madura, Jawa Timur.
Namun, ia menolak dipanggil “gus” seperti kebanyakan anak-anak kiai lainnya.