InsidePolitik–Ketua DPP PDIP Bidang Perekonomian Ahok yakin Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak akan berani melawan kotak kosong di Pilkada Jakarta.
Karena, Ahok menilai, mayoritas masyarakat bakal memilih mencoblos kotak kosong ketimbang pasangan calon dari koalisi pemerintahan itu.
“Kalau KIM itu lawan kotak kosong, saya kira masyarakat Jakarta akan melawan (dengan) pilih kotak kosong,” ujarnya di Sekolah Partai DPP PDIP, Jakarta Selatan.
Terlebih lagi, katanya, masyarakat Jakarta dari basis pendukung dirinya, dan basis pendukung Anies Baswedan lebih memungkinkan memilih kotak kosong.
Baik Ahok maupun Anies pernah menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Pendukung Pak Anies, pendukung saya, saya kira pasti lebih cenderung pilih kotak kosong,” ucap Ahok.
Ahok menyoroti kejadian di Pilkada Makassar 2018, ketika kotak kosong menang dari paslon tunggal Munafri Arifuddin-Rachmatika Dewi yang diusung Partai Golkar.
Karena itu, dia mengungkapkan bahwa KIM akan malu jika harus melawan kotak kosong dalam kontestasi Pilkada Jakarta.
Namun, dia menduga ada indikasi skenario menghindari kotak kosong untuk Pilkada Jakarta dengan menghadirkan paslon independen.
Sebab, menurut dia, saat ini peraturan untuk paslon independen itu terkesan dipermudah.
Ahok juga menyoroti ihwal dugaan pencatutan Nomor Induk Kependudukan atau NIK sebagai syarat dukungan untuk paslon independen Dharma Pongrekun-Kun Wardhana.
“Kalau peraturannya dipermudah, saya kira ada indikasi, unsur mau menciptakan ada calon independen,” katanya.
Adapun Ahok telah menyatakan siap maju melawan Ridwan Kamil dalam pemilihan gubernur Jakarta 2024 bila mendapatkan rekomendasi partai.
“Sebagai kader, ke mana pun kita siap-siap saja, diperintah, ya siap. Kan tugas,” kata Ahok.