INSIDE POLITIK— Dunia kini berada di ambang bencana besar. Ketegangan antara Iran, Israel, dan Amerika Serikat telah mencapai eskalasi tertinggi dalam dua dekade terakhir. Serangan udara Amerika terhadap fasilitas nuklir Iran disusul dengan balasan rudal Iran ke pangkalan AS, dan kini—Israel bersiap mengambil langkah militer sepihak.
Situasi ini tidak lagi sekadar konflik regional, tetapi sebuah polemik nuklir yang bisa mengguncang peradaban global.
Rangkaian Ketegangan yang Makin Melebar
- Amerika Serikat menyerang tiga situs nuklir strategis Iran: Natanz, Fordow, dan Isfahan, dengan dalih mencegah pengayaan uranium ke level senjata.
- Iran merespons dengan rudal balistik ke pangkalan militer AS di Qatar dan Irak.
- Israel, dengan doktrin “preemptive strike”, menyatakan siap meluncurkan serangan lebih luas bila Iran meningkatkan kemampuan nuklirnya.
Mengapa Ancaman Nuklir Kian Nyata?
1. Iran di Ambang Senjata Nuklir
IAEA mencatat pengayaan uranium Iran sempat mencapai 84%, mendekati level senjata (90%). Jika semakin terdesak, Iran bisa memutuskan untuk mempersenjatai diri sebagai strategi deterrence.
2. Israel dan Doktrin Begin
Israel memiliki sejarah menghancurkan program nuklir musuh (Irak 1981, Suriah 2007). Bila Iran mempercepat program nuklir, Israel hampir pasti menyerang.
3. AS: Superpower dengan Opsi Nuklir Taktis
Jika pasukan atau warga AS jadi korban dalam jumlah besar, respon nuklir taktis bukan hal mustahil—sebagai bagian dari doktrin shock and awe.
Simulasi: Dari Rudal ke Kiamat
Studi Princeton University menunjukkan bahwa:
- Serangan nuklir terbatas dari Israel bisa memicu retaliasi Iran, langsung atau melalui dukungan negara lain.
- AS akan membalas secara besar-besaran, mengundang reaksi Rusia atau China jika kepentingan mereka tersentuh.
- Dalam waktu kurang dari 72 jam, potensi korban jiwa bisa mencapai ratusan juta.
- Dunia terancam menghadapi musim dingin nuklir, kelaparan global, dan runtuhnya tatanan kemanusiaan.
Bagaimana Dampaknya bagi Indonesia?
Meski tak terlibat langsung, Indonesia tetap akan terdampak:
- Harga energi (minyak dan gas) akan melonjak, menekan APBN dan masyarakat.
- Rantai pasok global terhambat, termasuk impor pangan dan farmasi.
- Krisis kemanusiaan akan meningkatkan arus pengungsi global.
- Paparan radiasi atmosferik dari senjata nuklir bisa berdampak pada iklim dan kesehatan global.
Dunia di Persimpangan: Diplomasi atau Kehancuran?
Ketegangan ini adalah bom waktu.
Jika satu pihak menekan tombol yang salah, bukan hanya Timur Tengah yang terbakar—tetapi seluruh dunia.
Saat ini, jalur diplomasi dan de-eskalasi harus menjadi satu-satunya opsi rasional. Karena dalam konflik bersenjata nuklir, tidak akan ada pemenang—hanya kehancuran bersama.***