INSIDE POLITIK — Di balik aroma khas kedelai yang menyeruak dari sudut Jalan Pulau Ternate, Tempe Sehat Sutikno di Tanjungkarang Timur tengah bersiap menjemput peran baru: menyuplai tempe untuk program makan bergizi gratis di Kota Bandar Lampung.
Sutikno, sang pemilik pabrik, menyatakan komitmennya penuh mendukung program prioritas nasional tersebut. “Siap dan sangat siap. Kami bisa tambah jumlah produksi dan pengrajin jika dibutuhkan,” ujar pria yang telah 20 tahun menekuni dunia tempe, Selasa (1/7).
Dari dapur produksinya di Kampung Sawah Brebes, tiap hari Sutikno mampu menghasilkan hingga 150 kilogram tempe dengan margin keuntungan mencapai 30 persen — bukti bahwa tempe bukan hanya pangan bergizi, tapi juga komoditas pemberdaya ekonomi rakyat.
“Dulu saya pernah jualan di Pasar Smep, dagangan enggak laku. Tapi saya terus belajar. Sekarang, alhamdulillah, bisa punya rumah, punya pabrik, dan pelanggan tetap,” ungkapnya bangga.
Keunggulan tempenya bukan hanya pada rasa, tapi juga standar higienis. Pabriknya telah mendapat pembinaan dari Dinas Perindustrian, mulai dari manajemen produksi hingga kebersihan sesuai standar pangan sehat. “Kami dilatih agar proses dari kedelai hingga ke tangan pembeli tetap higienis, bahkan sampai ke tangan koki,” tambahnya.
Dibantu oleh tiga pekerja lokal, proses produksi tempe di tempatnya memakan waktu sekitar 4 hari — dari perebusan selama 2,5 jam, pemecahan kedelai, pencucian, penirisan, hingga fermentasi suhu terkontrol 35 derajat Celsius. Ragi pun digunakan tanpa bahan tambahan apa pun, demi menjaga keaslian dan kualitas rasa tempe.
“Tempe enggak butuh garam atau penyedap. Bahan tambahan malah ganggu proses peragian,” jelasnya.
Yang menarik, di tengah libur sekolah, anak-anak ponakan Sutikno kerap mampir membantu membungkus tempe sambil belajar proses produksi. “Daripada main enggak jelas, mending ke sini bantu-bantu. Sekalian belajar juga,” ujarnya sambil tersenyum.
Kini, Tempe Sehat Sutikno bukan sekadar produsen rumahan, melainkan lokomotif ekonomi mikro yang siap mendukung program makan bergizi gratis dari Pemerintah Prabowo-Gibran, dengan prinsip kemandirian pangan dan pemberdayaan warga lokal.***