InsidePolitik–Tiket barter KIM Plus untuk Eva-Deddy di Pilwakot Bandar Lampung memang tak sia-sia.
Paslon petahana ini menang telak dari penantangnya, Reihana-Aryodhia yang diusung PDIP.
Eva–Deddy sukses meraup 74.25 persen suara. Sedang, Reihana–Aryodhia SZP mendapat 91.812 suara atau 25.75%.
Buat Eva-Deddy, pasangan Reihana-Aryodhia memang terlalu mudah untuk dikalahkan, bahkan banyak yang kecewa dengan keputusan PDIP mengusung Reihana ini.
PDIP terkesan serampangan menetapkan kandidat untuk melawan petahana yang memang sudah mengakar sejak 15 tahun lalu ini.
Ada kesan, PDIP cenderung memutuskan mengusung Reihana, hanya agar rekomendasi tak jatuh ke Eva.
PDIP wajar kecewa, Eva dan suaminya Herman HN dianggap membelot dari PDIP hanya untuk kepentingan pribadi.
Karenanya, PDIP memang sudah tak melirik Eva untuk diusung kembali di Pilwakot Bandar Lampung.
Di sisi lain, Eva juga tak tinggal diam. Eva dan suaminya Herman HN bermanuver mencari rekomendasi parpol lain.
Bahkan kabarnya, Herman HN rela tak maju di Pilgub Lampung demi agar sang istri bisa mulus melaju di Pilwakot Bandar Lampung.
Barter ini amat terlihat mana kala Gerindra yang awalnya menugaskan Reihana di Pilwakot Bandar Lampung belakangan malah mengalihkan rekomendasinya untuk Eva Dwiana.
Secara umum, Eva-Deddy dinilai masyarakat Bandar Lampung kurang berprestasi.
Jalan rusak, kemacetan lalu lintas, pembangunan yang serampangan seperti pembangunan JPO Siger Milenial dan Tugu Pagoda hingga banjir adalah sederet kegagalan Eva-Deddy.
Tapi, memutuskan untuk mengalihkan dukungan ke Reihana-Aryodhia juga tak akan mengubah apapun di Kota Bandar Lampung.
Apalagi, Reihana semasa menjabat sebagai Kadiskes Lampung sempat tersandung kasus flexing yang berujung pemanggilan klarifikasi oleh KPK.
Karenanya, masyarakat Bandar Lampung memang tak punya pilihan, ibarat buah simalakama.
Kali ini, KIM Plus menang lagi di Pilwakot Bandar Lampung, hanya karena PDIP gagal menentukan kandidat yang ideal dan pantas untuk memimpin Kota Bandar Lampung.