INSIDE POLITIK– Perubahan tanggal bukan penghalang bagi nurani. Aksi damai “Lampung Bersama Palestina Jilid III” kini resmi akan digelar pada 19 April 2025, sehari lebih lambat dari jadwal semula. Penundaan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada saudara-saudara Kristiani yang sedang merayakan momen keagamaan mereka.
Aksi ini kembali menjadi ruang kebersamaan bagi warga Lampung lintas agama dan latar belakang untuk menyuarakan satu hal: kemanusiaan. Tak ada suara yang terlalu kecil ketika nyawa anak-anak jadi taruhan. Tak ada langkah yang sia-sia ketika nurani ikut bergerak.
Yasir, salah satu penggagas aksi ini, mengajak masyarakat untuk tidak bungkam. “Yang terjadi di Gaza bukan hanya soal politik atau agama. Ini soal kehidupan yang dirampas, masa depan yang diputus, dan kemanusiaan yang dilukai,” ujarnya penuh haru.
Ia mengutip data terbaru, lebih dari 51.000 korban jiwa, di antaranya 20.000 anak-anak, tewas dalam agresi militer Israel di Palestina. “Tubuh-tubuh kecil itu bukan statistik. Mereka adalah anak-anak yang seharusnya berlari di taman, bukan terbaring di puing-puing.”
Aksi damai ini akan digelar pukul 13.00 WIB, dengan Masjid Taqwa Ramayana Tanjung Karang sebagai titik kumpul. Seluruh elemen masyarakat diundang untuk bergabung: dari pelajar hingga seniman, dari aktivis hingga ibu rumah tangga, dari berbagai agama dan komunitas.
“Kami tidak ingin aksi ini eksklusif. Kami ingin ini menjadi suara bersama. Karena tangisan anak Palestina, seharusnya menggugah siapa pun yang punya hati,” lanjut Yasir.
Meski jadwal bergeser, makna aksi justru kian kuat: menyatukan empati di tengah keberagaman. Yasir juga mengucapkan permintaan maaf atas penjadwalan ulang ini, namun menegaskan bahwa hal tersebut menjadi simbol penguatan solidaritas.
“Ini bukan hanya aksi. Ini adalah pernyataan hati. Kita tidak bisa menghentikan bom, tapi kita bisa menunjukkan bahwa manusia masih punya rasa,” pungkasnya.***