INSIDE POLITIK– Keberhasilan Bareskrim Polri menggagalkan penyelundupan 192 kilogram sabu asal jaringan internasional Malaysia-Indonesia di Aceh mendapat sorotan positif dari DPR RI. Wakil Ketua Komisi III DPR, Rano Alfath, menyebut langkah itu sebagai wujud keseriusan Polri dalam menjaga keamanan negara dari ancaman narkotika.
“Ini langkah nyata dan patut diapresiasi. Kejahatan transnasional seperti ini membutuhkan tindakan cepat dan strategis, dan Polri telah menunjukkan kemampuannya,” ujar Rano, Selasa (15/4/2025).
Ia mengingatkan, penangkapan kurir bukan akhir dari kasus ini. Penelusuran terhadap aktor intelektual dan jaringan finansial di balik penyelundupan harus menjadi fokus selanjutnya.
“Jangan hanya berhenti pada pelaku lapangan. Kita ingin tahu siapa dalangnya, siapa pemodalnya, dan siapa yang mengatur jalur distribusi narkoba lintas negara ini,” ujarnya.
Lebih jauh, Rano meminta agar penyidikan dilakukan secara transparan dan menyeluruh, termasuk upaya pelacakan aset hasil kejahatan narkotika (asset tracing) guna mempersempit ruang gerak para bandar melalui mekanisme pemiskinan.
Ia juga menyoroti pentingnya kerja sama dengan aparat penegak hukum dari negara asal dan transit guna membongkar jaringan secara tuntas.
“Kita harus kuatkan kerja sama internasional, terutama dengan Malaysia dan negara-negara yang menjadi titik lintas jaringan narkotika ini. Perairan Indonesia tidak boleh terus jadi jalur empuk bagi mafia narkoba,” tegasnya.
Kasus penyelundupan sabu ini menambah panjang daftar ancaman narkotika yang dihadapi Indonesia. Rano memastikan, Komisi III DPR akan terus memantau perkembangan kasus ini dan mendukung langkah Polri dalam menjaga supremasi hukum.
Sebelumnya, Dittipidnarkoba Bareskrim Polri mengamankan satu tersangka kurir serta menyita 192 kilogram sabu dalam sebuah operasi besar di Aceh. Pengungkapan ini menjadi salah satu yang terbesar dalam tahun ini.***