InsidePolitik–Pasca turunnya rekom NasDem untuk RMD, membuat peta dukungan parpol makin berubah dan kemungkinan hanya akan ada 3 kandidat yang maju di Pilgub Lampung.
Pertama, Rahmat Mirzani Djausal, ia sudah didukung Gerindra, NasDem dan PKB dengan mengantongi 37 kursi DPRD Lampung.
Kedua, petahana Arinal Djunaidi yang baru mengantongi satu rekomendasi yakni dari Partai Golkar.
Terakhir ada Umar Ahmad yang sudah mendapat surat tugas dari PDIP sebagai bacawagub.
Namun, ada dua peluang Umar Ahmad, ia bisa naik status menjadi cagub seperti kata Ketua DPP PDIP Ganjar Pranowo atau digandeng oleh kandidat lain sebagai cawagub.
Selanjutnya, tersisa tiga parpol yang memberi rekomendasi, yakni; PAN, Demokrat dan PKS.
Ketiga parpol ini juga masih jadi rebutan kandidat, termasuk Rahmat Mirzani Djausal.
Jika Mirza ingin menggiring Pilgub Lampung hanya diikuti oleh dua pasangan kandidat, maka amat mungkin Mirza melanjutkan lobi-lobi rekomendasi khususnya di ketiga parpol ini.
Sementara Arinal masih butuh satu perahu lagi agar bisa berlayar. Arinal nampaknya cenderung memilih menggenapi perahunya ketimbang memborong habis rekomendasi parpol yang masih tersisa.
Yang menarik, ada peluang Arinal akan berpasangan dengan Umar Ahmad untuk mengganjal dominasi Mirza di Pilgub Lampung.
Apalagi, Umar juga cenderung fleksibel. Ia siap dipasangkan dengan siapa saja, baik sebagai cagub maupun cawagub, asal bisa memenangkan Pilgub Lampung.
Dengan modal elektabilitas yang tinggi ditambah dukungan PDIP, Umar tentu layak dipertimbangkan sebagai pasangan.
Namun, jika Arinal dan Umar berpasangan dengan menyandingkan PDIP bersama Golkar, patut pula dicermati potensi ketiga parpol membentuk poros baru diluar ketiga kandidat yang sudah ada.
Apalagi, Demokrat, PAN dan PKS sudah sempat membangun komunikasi terkait koalisi bersama untuk pilkada di sejumlah kabupaten/kota di Lampung.
Calon yang diusung poros baru ini bisa saja mengusung kandidat bacagub dari luar ketiga parpol, misalnya Herman HN.