InsidePolitik–Gerakan memilih kotak kosong makin menguat menyusul banyaknya daerah yang minim keikutsertaan kandidat.
Di Lampung, setidaknya ada empat daerah yang diperkirakan akan melawan kotak kosong.
Keempat daerah itu yakni; Lampung Timur, Pesawaran, Lampung Barat dan Kota Metro. Aksi borong rekomendasi partai hingga krisis kader jadi pemicunya.
Di Lampung Timur, opsi memilih kotak kosong nampaknya paling realistis dilakukan, karena Ela yang didukung Ketua PKB Lampung Nunik memonopoli rekomendasi parpol.
Karenanya, banyak masyarakat Lamtim yang berharap Dawam bisa maju melawan Ela, apalagi tingkat elektabilitasnya terbilang tinggi.
Bahkan kabarnya gerakan untuk memilih kotak kosong di Pilkada Lamtim juga kencang berhembus.
Sejumlah aktivis mulai aktif mengkampanyekan gerakan pilih kotak kosong di Pilkada Lamtim.
Sedangkan di Pesawaran, Aries Sandi yang sudah menyatakan bakal maju di Pilkada Pesawaran melawan Nanda, justru terganjal dengan rekomendasi.
Pasangan Nanda-Antonius memborong rekomendasi dari; PDIP, Gerindra, PKB, PAN, PKS dan NasDem.
Kini hanya tersisa tiga parpol saja lagi yang belum memberikan rekomendasi untuk kandidat.
Ketiga parpol itu, yakni; Golkar, Demokrat dan PPP. Ketiga parpol ini harus berkoalisi untuk bisa mengikuti Pilkada Pesawaran.
Karena sesuai dengan syarat dalam UU Pilkada, jumlah dukungan kandidat untuk maju di Pilkada Pesawaran adalah memiliki 8 kursi dari total 40 kursi DPRD Pesawaran.
Sedangkan komposisi perolehan kursi ketiga parpol, yakni; Golkar 4 kursi, Demokrat 3 kursi dan PPP 3 kursi.
Meski peluang Golkar untuk mengusung Aries Sandi sebagai kandidat nampaknya bakal kecil kemungkinannya.
Bahkan ada kecenderungan jika Golkar bakal menyerahkan rekomendasi kepasangan Nanda-Antonius ketimbang Aries Sandi.
Jika Golkar menyerahkan rekomendasi untuk Nanda, maka langkah Aries Sandi untuk ikut Pilkada Pesawaran bakal terhenti.
Sedangkan di Lampung Barat, petahana Parosil Mabsus hampir pasti melenggang sendiri di Pilkada Lambar 2024.
Kandidat pesaingnya yang juga mantan Bupati Lambar, I Wayan Dirpha tak bisa bergerak karena belum punya rekomendasi, termasuk dari partainya, Demokrat.
Parosil diketahui sudah mengantongi dukungan 5 parpol, yakni; PDIP, NasDem, PKS, PKB dan PAN.
Sehingga, otomatis tersisa Demokrat, Golkar dan Gerindra saja lagi yang belum memberikan dukungan kepada kandidat.
Parosil terlihat berambisi ingin membangun koalisi besar agar ia bisa melawan kotak kosong.
Kabarnya, Golkar dan Gerindra bakal memberikan rekomendasi kepada dirinya untuk berpasangan kembali dengan Mad Hasnurin.
Pada pileg lalu, Golkar Lambar berhasil meraih 4 kursi DPRD Lambar dan Gerindra meraih 2 kursi.
Jika dua parpol itu bergabung dalam koalisi Parosil, maka praktis hanya tersisa Demokrat saja lagi yang belum menentukan kandidat.
Namun, Demokrat yang hanya memperoleh 5 kursi DPRD Lambar, tak bisa mengusung kandidat sendiri di Pilkada Lambar.
Karena minimal jumlah kursi untuk bisa mengusung kandidat di Pilkada Lambar adalah 7 kursi atau 20 persen perolehan kursi DPRD Lambar sebanyak 35 kursi.
Di Pilwakot Metro, petahana Wahdi Sirajudin pun hampir pasti melawan kotak kosong, meski gerakan Asal Bukan Wahdi (ABW) santer digaungkan.
Dua kandidat yang disebut bakal maju yakni; Tondi Muammar Gadafi Nasution dan Bambang Iman Santoso sampai saat ini masih belum jelas.
Padahal, baik Tondi maupun Bambang sudah sama-sama mengantongi rekomendasi dari parpol mereka.