INSIDE POLITIK – Nama besar Rosalia Indah sebagai salah satu perusahaan otobus (PO) premium dari Karanganyar, Jawa Tengah, mendadak jadi sorotan. Sebuah video yang memperlihatkan kondisi kabin kotor di kelas Super Top—layanan tertinggi mereka—viral di media sosial, lengkap dengan kemunculan kecoa yang membuat penumpang terkejut.
Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Instagram @dennymartincom yang juga merupakan penumpang dalam perjalanan rute Bogor–Solo. Dalam video berdurasi singkat itu, terlihat jelas kondisi kabin yang tak terawat, serta seekor kecoa berkeliaran di sekitar tempat duduk.
“Bayar hampir Rp400 ribu buat bus mewah, tapi malah ketemu kecoa? Itu belum seberapa. Setelah saya cek dokumen resmi busnya, ternyata…” tulis akun tersebut dalam unggahan videonya, yang langsung memantik reaksi luas dari warganet.
Manajemen Rosalia Indah Angkat Bicara
Menanggapi viralnya video tersebut, pihak manajemen Rosalia Indah tak tinggal diam. Juru Bicara Rosalia Indah, Sasangka Bayu, mengonfirmasi bahwa mereka telah menelusuri kejadian tersebut dan menyampaikan permintaan maaf kepada penumpang yang dirugikan.
“Tim layanan kami telah menemui penumpang bersangkutan dan menyampaikan permohonan maaf secara langsung. Kami juga memberikan kompensasi sebagai bentuk tanggung jawab atas ketidaknyamanan yang terjadi,” ujar Bayu saat dihubungi, Selasa (10/6/2025).
Bayu menambahkan, perusahaan akan melakukan evaluasi internal terkait standar operasional prosedur (SOP) kebersihan armada. Langkah ini diambil untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
“Kami berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kepatuhan tim lapangan kami dalam menjaga kebersihan kabin. Kepuasan dan kenyamanan penumpang tetap menjadi prioritas utama kami,” tegasnya.
Citra Mewah yang Dipertaruhkan
Kejadian ini menimbulkan pertanyaan publik soal konsistensi pelayanan kelas premium di dunia transportasi darat. Rosalia Indah, yang selama ini dikenal sebagai PO papan atas dengan tarif tinggi dan fasilitas mewah, kini menghadapi tantangan serius dalam menjaga kepercayaan pelanggan.
Meski manajemen telah memberikan respons cepat, publik kini menunggu langkah nyata dan perbaikan menyeluruh dari perusahaan agar pengalaman serupa tidak kembali mencoreng citra layanan transportasi darat yang tengah berkembang.(sif)