INSIDE POLITIK — Pagi itu, langit Gedong Tataan dihiasi lantunan takbir penuh haru. Ratusan warga berbondong-bondong memadati halaman Masjid Agung Islamic Center untuk melaksanakan Salat Idul Adha 1446 H. Mereka datang bukan hanya untuk beribadah, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi dan menghidupkan nilai-nilai keikhlasan dalam berkurban.
Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona, hadir bersama Wakil Bupati, unsur Forkopimda, kepala OPD, dan para tokoh masyarakat. Di tengah barisan jamaah, suasana terasa begitu khusyuk. Salat dipimpin Gus Yusuf Al Lampungi, sementara khutbah oleh Kyai Umar Mansyur, M.Pd.I, mengupas makna terdalam dari kisah Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS: tentang pengorbanan sejati, tentang iman yang teguh, dan tentang cinta yang bersandar pada ridha Ilahi.
Tahun ini, semangat kurban begitu terasa. Sebanyak 13 ekor sapi dan 4 ekor kambing disalurkan Pemkab Pesawaran melalui Bagian Kesra. Satu ekor sapi istimewa berasal dari Presiden RI Prabowo Subianto, seekor Limousin berbobot hampir satu ton—bukti bahwa perhatian terhadap rakyat tak hanya bersifat simbolik, tetapi menyentuh hingga ke akar rumput.
“Idul Adha mengajarkan kita untuk melepas ego demi orang lain, untuk berbagi walau tak berlebih. Karena pengorbanan bukan hanya soal harta, tapi hati yang rela memberi,” tutur Bupati Dendi usai menyerahkan hewan kurban secara simbolis.
Seluruh hewan kurban akan didistribusikan ke kecamatan-kecamatan agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat luas, terutama yang membutuhkan.
Selepas salat dan penyerahan hewan kurban, suasana berlanjut dalam kehangatan halal bihalal di Lamban Agung, Rumah Dinas Bupati. Warga, tokoh agama, dan pejabat tampak berbaur, saling berjabat tangan dan berbagi senyum dalam suasana Idul Adha yang penuh berkah.
Idul Adha di Pesawaran bukan sekadar perayaan ibadah tahunan. Ia adalah ruang kebersamaan yang memulihkan, menguatkan, dan menyatukan. Sebuah cermin tentang bagaimana iman dan sosial bisa berjalan berdampingan dalam cinta kasih yang nyata.***