InsidePolitik–Pasca turunnya rekom NasDem untuk Rahmat Mirzani Djausal, nasib Herman HN memang hampir mirip dengan Hanan A.Rozak.
Keduanya sama-sama ditinggalkan oleh partainya di Pilgub Lampung, padahal baik Herman maupun Hanan punya kiprah yang tak sedikit untuk partainya masing-masing.
Kiprah Herman HN di NasDem Lampung misalnya, ia berhasil meningkatkan perolehan kursi NasDem di DPRD Lampung, dari 9 kursi pada Pileg 2019 menjadi 10 kursi di Pileg 2024.
Selain itu, Herman HN juga sudah intens membangun lobi-lobi dengan petinggi NasDem termasuk dengan Surya Paloh.
Tak hanya itu saja, dalam survei yang dilakukan Rakata Institute pada 2022 lalu, nama Herman HN juga menjadi calon kandidat yang paling tinggi elektabilitasnya di Pilgub Lampung.
Dalam beberapa survei lain, nama Herman HN juga selalu berada di tiga besar bersanding dengan Rahmat Mirzani Djausal dan Umar Ahmad.
Secara etika, Herman HN juga jauh lebih layak memperoleh rekomendasi dari NasDem, apalagi ia adalah pimpinan pucuk di NasDem Lampung.
Karenanya, ketika rekom diberikan untuk Mirza, banyak kader NasDem yang terkejut meski tetap menghormati hasil keputusan partai.
Namun nampaknya, Herman bakal tak tinggal diam. Ia masih punya peluang maju melalui parpol lain.
Ia bisa membangun koalisi mandiri tanpa NasDem, apalagi Herman juga sudah mendaftar di Demokrat, PAN dan PSI.
Jika melihat komposisi perolehan kursi Demokrat dan PAN di DPRD Lampung, Herman sudah bisa maju melalui koalisi dua parpol ini.
Apalagi, Herman juga sudah sempat membangun hubungan dengan tokoh PAN asal Lampung, Irfan Nuranda Djafar.
Selain itu, Herman HN juga punya hubungan yang harmonis dengan Ketua Demokrat Lampung, Edy Irawan Arief.
Untuk membangun koalisi mandiri antara Demokrat dan PAN itu, Herman bisa berpasangan dengan Edy atau Irfan.