INSIDE POLITIK– Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal memimpin aksi kolaboratif penanaman 3.000 bibit mangrove di pesisir Desa Gebang, Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Kamis (8/5/2025). Kegiatan ini merupakan langkah konkret melawan abrasi sekaligus upaya memperkuat ketahanan ekosistem pesisir.
Acara yang berlangsung di kawasan PT Indokom Samudera Persada ini juga dirangkaikan dengan panen udang vannamei, serta disaksikan oleh Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona, Kapolda Lampung, Danlanal, Danlanud, Danrem 043, serta sejumlah pelaku usaha dan OPD.
“Penanaman ini merupakan hasil tindak lanjut dari kesepakatan Pemprov Lampung dan pelaku usaha perikanan yang kita capai pada 22 Maret lalu. Ini bentuk tanggung jawab bersama terhadap lingkungan,” ujar Gubernur Rahmat.
Ia menegaskan bahwa rehabilitasi mangrove dan pemasangan inovasi pengaman pantai (Appostrap) menjadi langkah strategis untuk mengurangi dampak abrasi serta menyerap karbon. Gubernur juga mengapresiasi kepedulian dunia usaha yang mulai aktif menjaga ekosistem di sekitar lokasi usaha mereka.
“Mangrove mampu mengurangi kekuatan gelombang laut hingga 90%. Ini sangat efektif untuk melindungi garis pantai dan sekaligus menyerap emisi karbon tiga hingga lima kali lebih besar dibanding hutan daratan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Lampung Liza Derni menjelaskan bahwa kegiatan ini tak hanya sebatas penanaman, tapi juga bagian dari kampanye kesadaran kolektif menjaga laut dan pesisir Lampung.
“Appostrap yang telah diujicoba di Karawang, akan mulai diimplementasikan di wilayah pesisir rawan abrasi di Lampung. Kami juga dorong industri perikanan dan petambak ikut menanam mangrove sebagai bagian dari tanggung jawab lingkungan,” tegasnya.
Ia menambahkan, satu kincir tambak setara dengan jejak karbon yang bisa dinetralkan oleh 12 batang pohon mangrove dewasa. Karena itu, penanaman mangrove bukan hanya simbolik, tapi solusi konkret menghadapi krisis iklim.***