INSIDE POLITIK- Desa Batu Menyan, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, resmi menetapkan diri sebagai desa tematik swasembada jagung dan ternak bebek peking. Keputusan tersebut diambil melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdessus) yang berlangsung pada Senin, 5 Mei 2025, sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional.
Kepala Desa Batu Menyan, Sahruji, mengatakan bahwa ketahanan pangan bukan hanya program, melainkan kebutuhan mendesak yang harus direspons bersama oleh seluruh elemen desa.
“Desa Batu Menyan diberkahi kekayaan alam yang luar biasa. Ini peluang besar untuk menjadi desa mandiri pangan, khususnya jagung dan ternak bebek peking,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (7/5/2025).
Sahruji menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah desa, BUMDes, kelompok tani, dan berbagai lembaga lainnya agar program ketahanan pangan berjalan optimal.
“Tanpa kolaborasi, program ini hanya akan menjadi rencana tanpa hasil. Kami butuh komitmen bersama dari semua pihak,” tambahnya.
Musdessus ini juga menetapkan perubahan pada APBDes Tahun 2025 dengan mengacu pada Permendes Nomor 2 Tahun 2024 serta Kepmendesa Nomor 3 Tahun 2025, yang menjadi pedoman operasional penggunaan Dana Desa untuk mendukung ketahanan pangan desa.
Ewin Vithori, Kasi PMD Kecamatan Teluk Pandan mewakili Plt Camat Jayadi Yasa, menyampaikan bahwa program tersebut merupakan bentuk dukungan konkret terhadap program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi agenda strategis Presiden RI, Prabowo Subianto.
“Sebanyak 20% Dana Desa wajib dialokasikan untuk ketahanan pangan. Minimal 12% harus sudah disalurkan di tahap pertama, langsung ke rekening BUMDes sebagai unit pelaksana,” jelas Ewin.
Unit usaha yang dibentuk di bawah naungan BUMDes akan mengelola budidaya jagung dan penggemukan bebek peking secara profesional dengan struktur pengurus yang sesuai regulasi.
Dengan langkah ini, Desa Batu Menyan optimis menjadi model percontohan desa swasembada pangan di Lampung, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.***