INSIDE POLITIK– Bagi sebagian besar ibu rumah tangga, bulan Juni bukan sekadar penanda libur sekolah. Ia adalah musim “kepala penuh pikiran dan dompet diuji kekuatan.” Sebuah unggahan dari akun Instagram @ceritaibun___ viral di media sosial, menggambarkan betapa rumitnya isi kepala emak-emak saat kalender memasuki pertengahan tahun.
Dalam unggahannya, Ibun—sapaan akrab sang pemilik akun—membagikan daftar panjang hal-hal yang menjadi beban pikirannya di bulan Juni. Mulai dari urusan uang pangkal anak sekolah, biaya daftar ulang, uang SPP, hingga perpisahan sekolah yang identik dengan kado untuk guru dan kebutuhan wisuda. Semua berkumpul jadi satu: biaya besar di waktu yang sempit.
Tak berhenti di urusan sekolah, Ibun juga harus memikirkan liburan anak-anak. “Libur mau ke mana? Mau ngapain? Uang bulanan masih cukup enggak? Cemilan anak-anak udah mulai menipis,” tulisnya dalam nada jenaka. Dengan gaya khas emak-emak yang penuh logika dan rasa, ia menyampaikan keresahan yang dirasakan jutaan ibu lainnya.
Unggahan Ibun ramai disukai dan dikomentari warganet, banyak di antaranya merasa terwakili. “Bulan Juni itu bukan cuma pertengahan tahun, tapi puncak tekanan batin seorang ibu,” tulis salah satu komentar.
Meskipun begitu, Ibun memilih untuk menghadapi tekanan itu dengan cara yang positif. Alih-alih larut dalam stres, ia menyalurkan beban pikirannya lewat konten berisi curhat ringan yang dibalut humor. Cara sederhana namun efektif untuk menjaga kewarasan di tengah derasnya tuntutan rumah tangga.
Kisah Ibun menjadi pengingat bahwa di balik tawa emak-emak, ada kekuatan mental yang terus bekerja. Juni mungkin melelahkan, tapi seperti kata para ibu, “kalau enggak dipikirin emak-emak, siapa lagi?”(MEL)