INSIDE POLITIK — Provinsi Lampung menapaki babak baru dalam modernisasi sektor pertanian. Lewat kerja sama strategis dengan Provinsi Shandong, Tiongkok, pemerintah setempat membangun kolaborasi teknologi pertanian yang diyakini akan meningkatkan produktivitas sekaligus mempercepat transformasi pembangunan daerah.
Kesepakatan ini menjadi langkah lanjut dari kunjungan diplomatik Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok ke Lampung beberapa waktu lalu. Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Elvira Umiharni, menyebut kerja sama ini akan membawa Lampung pada perubahan signifikan dalam sistem pertanian.
“Teknologi dari Pauli Group, yang berasal dari Shandong, memiliki potensi untuk meningkatkan hasil pertanian hingga 30 persen—khususnya pada komoditas unggulan seperti padi, jagung, dan hortikultura,” terang Elvira.
Shandong, yang dikenal sebagai salah satu provinsi industri paling progresif di Tiongkok, dinilai sebagai mitra strategis untuk mendongkrak kapabilitas teknologi di sektor agrikultur. Industri di Shandong berkembang pesat dalam berbagai sektor, mulai dari teknologi tinggi, manufaktur, hingga agribisnis modern.
“Kerja sama ini menjadi jembatan penting agar Lampung bisa beradaptasi dengan sistem pertanian canggih, sekaligus membuka peluang transfer teknologi dan pengetahuan,” tambah Elvira.
Dalam kunjungan kerja ke Shandong, Gubernur Lampung Rahmad Mirzani Djausal hadir langsung, didampingi Asisten Perekonomian dan Pembangunan Mulyadi Irsan, serta Kepala Bappeda Lampung. Mereka menjajaki potensi kerja sama konkret yang melibatkan investasi teknologi, riset, hingga pendampingan teknis dari pihak Shandong.
Kolaborasi ini diharapkan menjadi pijakan awal menuju lompatan besar Lampung sebagai lumbung pangan nasional berbasis teknologi tinggi—mewujudkan pertanian yang bukan hanya produktif, tetapi juga efisien, berkelanjutan, dan berdaya saing global.***