INSIDE POLITIK – Aroma jerami basah dan suara mesin panen bersahutan di Desa Adi Luhur, Kecamatan Jabung, Senin (7/4/2025). Di tengah aktivitas panen yang sibuk, Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, hadir langsung, tidak hanya sebagai pejabat, tetapi sebagai pemimpin yang ingin mendengar denyut kehidupan petani dari dekat.
Panen raya kali ini menjadi simbol kemenangan petani di tengah berbagai tantangan. Kecamatan Jabung, yang dikenal sebagai salah satu lumbung padi Lampung Timur, mencatat hasil panen mengesankan. Dari Oktober 2024 hingga Maret 2025, seluas 49.178 hektare telah dipanen dari total 62.593 hektare lahan tanam. Dan April ini, 20.284 hektare siap dipanen kembali.
“Petani kita luar biasa. Mereka bisa hasilkan 5,2 sampai 6 ton per hektare. Dan hanya butuh 3 jam panen per hektare dengan mesin combine. Ini patut kita apresiasi,” ujar Bupati Ela dengan bangga.
Didampingi Dandim 0429 Letkol Arm Arief Budiman, Plt Kadis Pertanian Tri Wibowo, dan jajaran lainnya, Bupati juga menyoroti pentingnya memperluas akses petani terhadap alat mesin pertanian (Alsintan). Ia berjanji akan mengawal usulan tambahan Alsintan ke pemerintah pusat.
“Kita tidak bisa biarkan petani bekerja keras tanpa alat yang memadai. Saya akan perjuangkan agar lebih banyak Alsintan dikirim ke Lampung Timur,” tegasnya.
Terkait harga gabah, Ela mendesak agar harga di tingkat petani tetap berada di angka ideal: Rp 6.500/kg. Ia menyambut baik komitmen Bulog yang menyatakan siap menyerap hingga 20.000 ton gabah tanpa batas kuota.
“Ini yang penting. Petani harus mendapatkan harga yang layak. Kalau harga jatuh, mereka yang paling terdampak,” ucapnya.
Pimpinan Bulog Metro, Herman Indra Pohan, menegaskan langsung di hadapan petani, “Kami tidak membatasi jumlah pembelian. Asal kualitas gabah terjaga, Bulog siap beli berapa pun jumlahnya.”
Tak hanya soal panen dan harga, kebutuhan pupuk juga menjadi perhatian. Salman, perwakilan Pupuk Indonesia wilayah Lampung Timur, memastikan ketersediaan pupuk mencapai 75.500 ton. Ia juga mempermudah sistem distribusi dengan hanya mewajibkan fotokopi KTP untuk pembelian pupuk subsidi.
“Tak perlu prosedur panjang. Bawa KTP, petani sudah bisa beli pupuk subsidi,” tegasnya.
Di balik seluruh data dan angka yang disampaikan, ada harapan besar yang tumbuh di ladang-ladang padi Jabung: harapan agar petani tidak hanya dihargai saat panen, tapi didukung sepanjang tahun.
Panen raya ini adalah pesan bahwa pemerintah hadir bukan hanya dalam pidato, tetapi juga di lumpur, di tengah terik, bersama mereka yang memberi makan negeri.***