InsidePolitik–Mentan Andi Andi Amran Sulaiman menyiapkan tindakan tegas terkait banyaknya pabrik tapioka yang tutup di Lampung.
Amran mengaku akan segera memanggil perusahaan importir tapioka yang tak mau membeli singkong petani di Lampung dengan harga yang telah ditetapkan Pemprov Lampung sebesar Rp 1.400 per kilogram.
Menteri Pertanian mengaku sudah mendapat laporan terkait aksi demonstrasi ribuan petani Lampung yang memprotes pabrik tapioka karena tak mau membeli singkong sesuai harga yang ditetapkan Pemprov Lampung.
“Ini kami dengar di Lampung terkait harga singkong, kami akan undang, kami akan undang industri, undang petaninya. Kami minta kepada importir, tegas, jangan zalimi petani,” kata Amran.
Mentan Amran menegaskan bahwa importir di Lampung tidak boleh berpikir sebagai penjajah.
Andi Amran Sulaiman mengaku akan menindak tegas importir tapioka yang lebih memilih produk luar negeri atau impor ketimbang membeli singkong dari petani lokal Lampung.
Ia meragukan patriotisme industri yang lebih memilih produk negara lain daripada dalam negeri.
“Mengimpor produk pangan dari negara lain lebih dari produk dalam negeri, diragukan patriotismenya. Tandanya itu mereka lebih sayang petani luar,” kata Amran.
Itu dikatakan Mentan Amran setelah mengetahui adanya aksi protes ribuan petani di Lampung ke pabrik pengolahan tepung tapioka.
Aksi protes tersebut dipicu oleh rendahnya harga singkong yang disinyalir karena adanya impor.
Sejumlah pabrik pengolahan singkong dan tapioka di Tulangbawang, Lampung tutup operasional buntut aksi demonstrasi yang digelar ribuan petani singkong pada Kamis (23/1/2025).
Ribuan petani singkong yang tergabung dari wilayah Kabupaten Tulangbawang, Tulangbawang Barat dan Mesuji, melakukan aksi demonstrasi di 3 perusahaan tapioka.
Para petani singkong menuntut perusahaan tapioka menaati penetapan harga singkong sesuai kesepakatan, yakni Rp 1.400 per kilogram.
Tutupnya sejumlah pabrik tapioka di Tulangbawang berlangsung mulai 24 Januari 2025 hingga waktu yang ditentukan kemudian.